Jakarta, 23 Jumadil Awwal 1437/ 2 Maret 2016 (MINA) – Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, Sukro Muhab mengatakan, sekolah belum melahirkan budaya yang beradab.
“Macetnya Jakarta karena padatnya kendaraan, itu menunjukkan Indonesia belum mempunyai pribadi tertib budaya yang beradab,” katanya dalam Seminar Pendidikan Islam di acara pesta buku Islam terbesar di Indonesia, Islamic Book Fair (IBF) 2016, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (2/3).
Dalam seminar yang bertema “Sosok Pendidik Islami”, Sukro mengajak para pendidik untuk membangun generasi muda yang robani.
“Kita harus punya cita-cita untuk membangun generasi muda robani mulai dari akidah. Dari kurangnya ekonomi dan lingkungan yang kurang baik, guru punya peranan sangat tinggi untuk membentuk generasi Islami yang robani ,” kata Sukro.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Guru Dalam Pandangan Islam
Sukro mengemukakan, menjadi guru adalah panggilan jiwa, orientasi utama menjadi guru ialah karena Allah SWT, sebagai guru harus bijaksana dalam melakukan tindakan dengan kasih sayang.
Dia menyatakan, ciri utama pendidikan Islami untuk menjadikan pemuda yang shalih dan sahalihah.
“Shalih dan shalihah apabila dia memiiki akidah yang lurus, tidak takut kepada Jin, syaitan dan yang lainnya, dia hanya takut kepada Allah. Segala perbuatannya diniatkan karena Allah, berbakti kepada orangtua dan berbakti pada Allah,” katanya menegaskan.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Tugas guru mentransfer ilmu dengan memiliki akidah yang bersih, menjadi pemimpin yang jujur, ibadah yang taat baru menjadi sukses dunia dan akhirat.
“Komitmen guru, yaitu mengantarkan generasi muda kepada kesuksesan dunia dan akhirat,” tegasnya.
Ia juga menyatakan, menjaga kesucian agama termasuk tugas guru dengan memberikan nilai-nilai Islam di setiap pelajaran.
“Fitrah setiap kebaikan yang di berikan kepada kita tidak mungkin, kecuali dengan kalimat tayyiban (kebaikan). Guru harus mengajarkan nilai-nilai Islam, misalnya guru Ilmu pengetahuan Alam (IPA) harus mengenalkan bahwa seluruh mahluk hidup yang ada di alam ini ciptaan Allah,” kata Sukro.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Menurutnya, presentasi pendidikan anak sangat berpengaruh pada guru.
“Kurikulum mau dibuat seperti apapun tidak akan merubah, jika bukan gurunya yang dibangun terlebih dahulu. karena generasi muda bergantung pada bagaimana cara mendidiknya kuncinya ada pada guru,” ujar Sukro.
Guru harus punya kemampuan intelektual, kecerdasan, spiritual, menempatkan emosional dan wawasan yang luas untuk mencetak genarasi muda yang berkualitas.
“Jangan berharap kualitas pendidikan akan bagus jika gurunya belum bangus,” tegas Sukro.(L/hna/nrz/P2 )
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Mi;raj Islamic News Agency (MINA)