DALAM Islam, sukses bukan hanya diukur dengan capaian materi atau jabatan duniawi, tetapi mencakup keselamatan dan keberhasilan di dunia dan akhirat. Allah berfirman,k “Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.” (Qs. Ali Imran: 185). Ayat ini menegaskan bahwa sukses sejati adalah keselamatan akhirat. Oleh karena itu, setiap upaya meraih kesuksesan harus dilandasi oleh nilai-nilai keimanan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Stres seringkali muncul karena seseorang memaksakan hasil yang tidak sesuai dengan ketetapan Allah. Islam mengajarkan tawakal setelah ikhtiar, sebagaimana disebut dalam Qs. Ali Imran: 159, “…kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah…” Konsep ini menjadikan hati lebih tenang karena menyadari bahwa segala hasil berada di tangan Allah, bukan semata-mata hasil kerja manusia.
Seorang muslim memiliki tujuan hidup yang jelas, yaitu untuk beribadah kepada Allah (Qs. Adz-Dzariyat: 56). Dengan orientasi ini, setiap aktivitas—baik dalam pekerjaan, belajar, atau berdagang—diniatkan sebagai bentuk ibadah. Niat yang lurus membuat setiap usaha menjadi bernilai di sisi Allah, mengurangi tekanan psikologis, dan memberikan makna dalam setiap langkah kehidupan.
Salah satu prinsip sukses Islami adalah menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berpesan dalam Qs. Al-Qashash: 77, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia…” Ayat ini menegaskan pentingnya tidak melupakan hak-hak duniawi namun tetap memprioritaskan akhirat.
Baca Juga: Muda Kaya, Tua Bahagia, Akhirat Surga: Rahasia Hidup Sukses
Islam sangat menekankan pentingnya waktu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Dengan manajemen waktu yang baik, seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif tanpa terbebani dan tetap memiliki waktu untuk ibadah, istirahat, dan interaksi sosial yang sehat.
Islam mendorong umatnya untuk menjaga kesehatan fisik dan spiritual. Rasulullah SAW adalah contoh hidup dalam menjaga pola makan, tidur, dan aktivitas. Selain itu, menjaga kesehatan ruhani melalui shalat, dzikir, dan tilawah Al-Qur’an menjadi penyejuk hati dan penghilang stres. Allah Ta’ala menyebutkan, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (Qs. Ar-Ra’d: 28)
Kegagalan dan stres sering muncul akibat sikap tergesa-gesa dalam mencapai tujuan. Islam melarang sikap terburu-buru karena dapat menyebabkan keputusan yang salah dan penyesalan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketergesa-gesaan itu dari setan, dan ketenangan dari Allah.” (HR. Tirmidzi). Sukses sejati memerlukan proses dan kesabaran yang terjaga.
Etos kerja dalam Islam dibangun di atas nilai kejujuran, amanah, dan profesionalisme. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai apabila salah seorang dari kalian melakukan suatu pekerjaan, ia melakukannya dengan itqan (profesional dan sungguh-sungguh).” (HR. Thabrani). Etos kerja seperti ini mendatangkan keberkahan dan menghindarkan dari kegelisahan karena tipu daya atau kebohongan.
Baca Juga: Membangun Empati: Landasan Ilmiah Dan Syariat
Sifat tamak dan iri terhadap keberhasilan orang lain merupakan pemicu stres yang serius. Islam mengajarkan untuk bersyukur atas apa yang dimiliki dan ridha terhadap ketetapan Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Lihatlah kepada orang yang lebih rendah darimu dalam urusan dunia, dan jangan melihat kepada yang lebih tinggi…” (HR. Muslim). Dengan demikian, hati akan lebih damai dan tidak tertekan oleh persaingan duniawi.
Sukses tidak dapat diraih sendirian. Islam sangat menekankan pentingnya ukhuwah dan silaturahmi. Dalam hadis disebutkan bahwa silaturahmi dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki (HR. Bukhari). Dukungan sosial dari keluarga, sahabat, dan komunitas yang baik menjadi penguat dalam menghadapi tantangan dan menjaga stabilitas emosi.
Doa adalah senjata seorang mukmin. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan agar senantiasa berdoa dalam setiap urusan, termasuk dalam urusan pekerjaan dan kehidupan duniawi. Keberkahan dalam rezeki dan waktu hanya datang dari Allah. Sukses yang diberkahi lebih membahagiakan daripada sukses yang penuh tekanan dan kehampaan spiritual.
Stres kadang hadir karena kesalahan masa lalu atau kegagalan yang menyakitkan. Islam mengajarkan untuk melakukan muhasabah (evaluasi diri) dan segera bertaubat. Allah Maha Pengampun, dan taubat membuka jalan baru menuju kesuksesan yang lebih mulia. Qs. At-Tahrim: 8 menyatakan, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya…”
Baca Juga: Jangan Hanya Bermimpi, Wujudkan!
Sukses tanpa stres adalah buah dari hidup yang seimbang, hati yang ikhlas, dan usaha yang lurus sesuai tuntunan Islam. Seorang muslim yang memahami bahwa dunia hanyalah ladang akhirat akan lebih fokus pada proses, bukan sekadar hasil. Ia akan terus melangkah dengan semangat, tanpa khawatir berlebihan, karena tahu bahwa Allah selalu bersamanya. Inilah jalan menuju kejayaan hakiki: dunia dan akhirat.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rahasia Sukses dalam Islam: Kunci Rezeki yang Berkah dan Melimpah