Mengenal Lebih Dekat Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Dalam catatan sejarah, Kesultanan Banten tercatat menjadi kerajaan yang disegani tidak hanya tingkat Nusantara, namun di dunia internasional. Kesultanan Banten didirikan pada tahun 1552 oleh Sultan Syarif Maulana Hasanuddin mampu berjaya dalam masa hampir tiga abad.

Sultan Syarif Maulana Hasanuddin adalah sultan pertama, sekaligus pendiri Kesultanan Banten. Ia juga bergelar Pangeran Sabakingking dan memerintah di Banten dalam rentang waktu 1552 – 1570 M. Hasanuddin merupakan putra dari Sultan Malaka, Syarif Abdullah.

Pemakamannya sangat diminati masyarakat Indonesia untuk berkunjung di saat jelang bulan Ramadhan. Makam itu menjadi salah satu destinasi yang kerap dikunjungi.

Kompleks Makam Kesultanan Banten terdapat makam para pembesar kerajaan. Salah satunya adalah makam Sultan Maulana Hasanuddin.

Ada payung-payung raksasa yang mengelilingi Masjid Agung. Area terasnya pun dibentuk semakin indah dan estetik. warga banyak yang mengunjungi area tersebut sebagai tempat berfoto.

Siapa Sultan Maulana Hasanudin?

Maulana Hasanuddin adalah putra dari Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati (1479-1568 M). Sunan Gunung Jati adalah penguasa Kesultanan Cirebon, salah satu dari Wali Songo, yang merupakan penyebar Islam di Jawa pada masa Kesultanan Demak.

Ibu dari Maulana Hasanuddin adalah Nyi Kawunganten yang merupakan anak dari pembesar setempat, Prabu Surosowan. Nama lain dari Maulana Hasanuddin adalah Pangeran Sabangkin.

Setelah dewasa, oleh ayahnya, Maulana Hasanuddin diberi mandat untuk menyebarkan Islam ke daerah Banten dan sekitarnya.

Di bawah kekuasaan Maulana Hasanuddin, Banten menjadi kesultanan pada 1568 M. Berbagai kemajuan terjadi di masa kekuasaannya.

Salah satu komoditas andalan Kesultanan Banten adalah lada, yang sudah dikirim ke berbagai wilayah di dunia. Maulana Hasanuddin memerintah hingga wafat, yakni pada 1570 M.

Mendirikan Masjid Agung Banten

Sultan Maulana Hasanuddin mendirikan Masjid Agung Banten. Masjid Agung Banten berdiri pada bulan Zulhijah 966 H atau tepatnya pada tahun 1566 M. Hal tersebut merujuk pada buku Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia karya Abdul Baqir Zein.

Makam Sultan Maulana Hasanuddin berada di area yang mencakup Masjid Agung, area teras, dan taman. Menjelang bulan Ramadhan tiba, komplek tersebut padat dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah.

Saat berziarah, pengunjung harus memakai pakaian sopan dan bersih. Sebelum masuk tempat ziarah, terdapat area wudhu menyucikan diri lebih dulu.

Depan Masjid Agung area teras begitu luas, tepat untuk tempat istirahat, terutama di bawah payung-payung besar mirip dengan payung besar ada di Masjid Baiturrahman, Aceh.

Makam Kesultanan Banten akan lebih menarik di saat cuaca cerah. Saat malam hari area sekitar teras dipenuhi dengan lampu-lampu yang menyala.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Rana Setiawan