Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumber Energi Menurut Al-Quran I (Oleh: Dr. Hayu S. Prabowo)

Rana Setiawan - Kamis, 2 Agustus 2018 - 21:23 WIB

Kamis, 2 Agustus 2018 - 21:23 WIB

5 Views

Oleh: Dr. Ir. H. Hayu S. Prabowo, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (Lembaga PLH & SDA MUI)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الأَخْضَرِ نَاراً فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ

“Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.” (QS. Yasin:80)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh

Firman ini dapat kita ambil hikmahnya adalah bahwa kayu merupakan sumber api (energi) yang dapat kita gunakan seterusnya. Memang kenyataannya kayu bakar merupakan sumber energi selama masa peradaban manusia. Bahkan bahan bakar fosil yang saat ini banyak kita gunakan seperti batu bara, minyak dan gas bumi berasal dari bahan organik dari tumbuh-tumbuhan dan makhluk hidup lainnya.

Pada zaman yang modern ini, meski sudah tersedia bahan bakar jenis lain yang memiliki nilai kalori lebih tinggi, lebih bersih, dan lebih praktis, namun beberapa jenis kuliner di dunia masih menggunakan kayu bakar untuk memasaknya. Di berbagai tempat, kayu bakar tetap digunakan karena telah menjadi ciri khas. Memasak dengan kayu bakar diyakini memiliki rasa yang berbeda dibandingkan memasak dengan bahan bakar lain.

Kayu bakar juga menjadi mata pencaharian bagi rakyat miskin hingga saat ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh seorang dari kalian yang mengambil talinya lalu dia mencari seikat kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya kemudian dia menjualnya lalu Allah mencukupkannya dengan kayu itu lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada manusia, baik manusia itu memberinya atau menolaknya”. (H.R. Bukhari)

Setiap enam jam matahari memandikan tanah bumi dengan energi sebesar konsumsi dunia dalam setahun. Jika kita bisa menemukan cara untuk mengumpulkan dan mendistribusikan energi ini, maka masalah energi kita akan terpecahkan.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

Proses alamiah penyimpanan energi matahari ini adalah fotosintesis pada daun. Fungsi daun yang utama pada setiap tumbuhan berfungsi sebagai tempat pengolahan zat makanan melalui proses fotosintesis melalui sel-sel yang mengandung klorofil (zat hijau daun). Dalam fotosintesis, energi cahaya, air dan karbon dioksida diubah oleh klorofil menjadi senyawa organik atau karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan.

Karbohidrat digunakan sebagai sumber energi dan bahan untuk membuat senyawa lain yang dibutuhkan tumbuhan. Sebagian dari karbohidrat ini di simpan sebagai cadangan makanan yang dapat digunakan sebagai sumber energi biomassa. Allah telah menciptakan daun sebagai solar panel untuk merubah dan menyimpan energi matahari menjadi massa dalam bentuk pohon yang dapat kita manfaatkan sebagai sumber energi yang abadi.

Pohon mengambil karbon dioksida dari atmosfer dan mengubahnya menjadi biomassa dan ketika pohon mati, karbon dioksida dilepaskan kembali ke atmosfer. Pohon-pohon baru mengambil kembali karbon dioksida yang dihasilkan, siklus karbon secara teoritis tetap seimbang, dan tidak ada karbon dioksida tambahan yang ditambahkan ke neraca atmosfir – sehingga biomassa dianggap sebagai “karbon netral.” Biomassa dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena energi yang melekat berasal dari matahari dan karena dapat tumbuh kembali dalam waktu yang relatif singkat.

Sebagai sumber energi, biomassa dapat digunakan secara langsung melalui pembakaran untuk menghasilkan panas, atau secara tidak langsung setelah mengubahnya menjadi berbagai bentuk biofuel. Kayu tetap menjadi sumber energi biomassa terbesar saat ini, contohnya termasuk residu hutan – seperti pohon mati, cabang dan tunggul pohon, serpihan kayu dan bahkan sampah kota.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan

Pemanfaatan energi biomasa tidak memerlukan peralatan canggih sehingga dapat mudah digunakan ataupun dikembangkan menjadi energi panas ataupun energi lainnya. Inilah yang menjadi keistimewaan penggunaan biomasa dapat digunakan oleh seluruh tingkat kehidupan masyarakat.

Sebagai sunnatullah, pemanfaatan teknologi energi terbarukan biomassa perlu dikembangkan dan ditingkatkan guna kemaslahatan umat meningkatkan ketahanan energi Indonesia. Apalagi mengingat bahwa pasokan energi nasional sangat bergantung dari negara lain yang dapat mempengaruhi kedaulatan negara.(AK/R01/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia