Istanbul, 17 Jumadil Akhir 1436/6 April 2015 (MINA) – Sumeyye Erdogan, puteri presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, menurut ajaran Islam, wanita menerima harta waris lebih sedikit daripada pria karena tanggung jawab laki-laki menafkahi keluarga.
Saat memberikan pelajaran kuliah di Brussels, Belgia dengan tema ‘Persepsi Perempuan Muslim di Seluruh Dunia dan Perjuangan untuk Kesetaraan’, Sumeyye membahas tentang warisan/">pembagian warisan menurut ajaran Islam, menurutnya penting dalam masalah kesetaraan.
“Memberikan bagian warisan lebih banyak kepada laki-laki itu justru adil dan benar,” tutur Sumeyye sebagaimana Hurriyet Daily News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Selasa (7/4).
“Misalnya, pasangan yang sudah menikah dan mereka sama-sama memiliki pekerjaan. Tapi yang harus memberikan sebagian pendapatannya adalah suami terhadap isterinya. Berbeda dengan perempuan yang tidak ada tanggung jawab menafkahi suami, dan ia menghabiskan pendapatannya untuk diri sendiri,” jelasnya.
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
Dalam pidatonya, Sumeyye yang juga Wakil Ketua Asosiasi Perempuan dan Demokrasi KADEM (Kadin ve Demokrasi Dernegi) mengatakan, sejarah negara-negara Barat telah melakukan penindasan terhadap perempuan.
“Anda kadang hanya melihat sejarah negara Barat yang melakukan penindasan terhadap perempuan, namun kalian tidak melihat sejarah perempuan dimuliakan di negara-negara Islam,” tegasnya.
Jangan berkecil hati ketika hanya melihat beberapa kasus di negara Islam yang mengakibatkan korban perempuan, tutur Sumeyye.
Sumeyye mengkritik feminisme untuk mengidentifikasi Islam sebagai alasan mengapa wanita harus berada di rumah, ia mengatakan, sebenarnya Islam memang tidak mewajibkan perempuan untuk bekerja.
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina
“Tanggung jawab laki-laki jelas oleh agama yaitu memberi nafkah untuk isteri dan anak-anaknya. Tidak ada aturan dalam hukum Islam tentang wanita bekerja. Namun wanita bebas dan memiliki hak untuk memilih,” tambahnya. (T/P006/R05).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas