DI TENGAH gempuran makanan instan, racun digital, dan gaya hidup tak terarah, umat akhir zaman butuh kembali kepada warisan agung Rasulullah: gaya hidup sehat berbasis wahyu. Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan shalat dan zakat, tapi juga menjaga tubuh agar kuat beribadah. Kesehatan bukan sekadar fisik, tapi spiritual dan sosial. Inilah saatnya kita bangkit, membersihkan jiwa dan raga sesuai sunnah beliau.
Rasulullah SAW terbiasa makan dengan sederhana, tidak berlebihan, dan berhenti sebelum kenyang. Beliau mengajarkan bahwa lambung itu untuk sepertiga makanan, sepertiga minuman, dan sepertiga untuk udara. Tapi hari ini, banyak yang makan sampai sesak, minum sampai tumpah, dan tubuh pun jadi sarang penyakit. Sunnah makan ini bukan hanya tentang pola, tapi tentang kendali diri—sebuah kekuatan ruhani yang makin langka.
Nabi SAW rutin berpuasa sunnah, terutama Senin dan Kamis, sebagai bentuk detoksifikasi tubuh dan jiwa. Puasa bukan sekadar menahan lapar, tapi mengobarkan semangat mujahadah terhadap hawa nafsu. Dalam puasa ada ketenangan hati, ada perbaikan sel-sel tubuh, dan ada peningkatan spiritual yang tak bisa dibeli dengan apapun. Umat akhir zaman, mari kembali belajar menahan diri—agar hidup lebih berarti.
Tidur Rasulullah SAW bukan seperti manusia zaman kini yang terjaga oleh gawai hingga larut. Beliau tidur lebih awal dan bangun di sepertiga malam terakhir untuk bermunajat kepada Allah. Sunnah tidur bukan sekadar mengatur waktu, tapi menyelaraskan tubuh dengan ritme alam dan cahaya langit. Di malam-malam sunyi itu, kesehatan rohani dan jasmani kita dipulihkan oleh Allah.
Baca Juga: Siap-Siap! Pemerintah Gelar Bulan Imunisasi Anak Sekolah mulai Agustus
Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya bergerak. Beliau berjalan kaki, berkuda, memanah, dan bergulat—tubuh beliau kuat dan proporsional. Gerak bukan sekadar olahraga, tapi bentuk syukur atas anggota badan yang sempurna. Akhir zaman penuh gaya hidup duduk, rebahan, dan scroll tanpa ujung. Sunnah ini memanggil kita: bangkitlah, bergeraklah, dan jangan biarkan tubuh jadi lemah sebelum waktunya.
Beliau juga menjaga kebersihan luar dalam dengan sangat serius—berwudhu, bersiwak, memotong kuku, bahkan membersihkan mulut sebelum tidur. Kebersihan dalam Islam adalah setengah dari iman, bukan sekadar slogan. Hari ini, kebersihan sering diabaikan, padahal di situlah awal penyakit dan juga kekacauan batin. Menghidupkan sunnah kebersihan berarti menghidupkan fitrah manusia.
Rasulullah SAW juga menganjurkan minum dengan cara duduk, membaca basmalah, dan tidak langsung menenggak. Beliau minum dalam tiga tegukan—penuh kesadaran dan syukur. Hari ini, kita minum sambil berjalan, sambil berkendara, tanpa sadar. Sunnah kecil ini mampu menanamkan kembali adab, ketenangan, dan rasa cukup dalam kehidupan yang serba tergesa.
Madu, habbatussauda, kurma, dan air zamzam adalah bagian dari makanan sunnah Rasulullah SAW. Semua itu bukan sekadar makanan, tapi berkah dari langit yang penuh manfaat bagi tubuh dan ruh. Tapi kini kita lebih percaya pada label kemasan dan iklan di TV ketimbang warisan kenabian. Saatnya kembali percaya pada obat dari langit, bukan hanya dari laboratorium.
Baca Juga: Lima Jendela Kehidupan: Menjaga Sehatnya Panca Indera Sejak Dini
Rasulullah SAW tidak pernah mengeluh tentang sakit, beliau sabar dan selalu mengaitkannya dengan penggugur dosa. Beliau tidak panik, tidak tergesa, dan selalu berserah pada Allah. Ketenangan beliau justru mempercepat kesembuhan. Di zaman penuh kecemasan ini, kita harus belajar dari beliau: sehat itu bukan hanya bebas dari sakit, tapi damai dalam menghadapi ujian.
Wahai umat akhir zaman, jangan abaikan sunnah-sunnah kesehatan Rasulullah yang agung ini. Di dalamnya ada pelita bagi tubuh yang letih, ada cahaya bagi jiwa yang resah, ada harapan bagi hati yang lelah. Sunnah bukan hanya untuk masa lalu, tapi jawaban paling relevan untuk zaman yang semakin gelap. Kembalilah pada Nabi, dan engkau akan menemukan hidup yang sehat—lahir dan batin.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menkes Tegaskan Kusta Bukan Kutukan, Hentikan Stigma dan Perkuat Pengobatan Dini