Yerusalem, MINA – Surat kabar terkemuka Israel Haaretz menyatakan dalam editorialnya hari ini, Ahad (12/2), terkait serangan perlawanan dengan menabrakkan mobil yang menewaskan tiga orang Israel, menteri yang bertanggung jawab atas keamanan nasional, Itamar Ben Gvir, justru bertindak memperburuk situasi, bukan menenangkannya.
Surat kabar itu menunjukkan, “Bahkan sebelum mengevakuasi mayat, Ben Gvir dengan cepat mengumumkan, telah mengarahkan polisi untuk mempersiapkan Operasi Defensive Wall 2 di Yerusalem, dan untuk memasang penghalang jalan dan mempersulit hidup ratusan ribu orang Palestina yang tinggal di kota itu.”
Menurut Haaretz, “Meskipun setelah penyerangan menjadi jelas bahwa keluarga pelaku, Hussein Qaraqe, tidak ada hubungannya dengan kejadian tersebut, Ben Gvir bersikeras untuk menjatuhkan hukuman kolektif, yang tentunya menyebabkan kemunduran situasi keamanan.”
Surat kabar itu mengatakan, “Ben Gvir membuat pengumuman berdasarkan pendapatnya, tanpa mendengarkan posisi petugas keamanan, dan tanpa mempertimbangkan efek dari langkah tersebut, dan yang paling berbahaya, tanpa melibatkan otoritas dan tanpa diskusi sebelumnya dalam kabinet.”
Baca Juga: Media Israel: Militer sedang Bersiap Mundur dari Gaza
Haaretz menekankan bahwa “Ben Gvir tidak bertindak sebagai orang yang berusaha menghentikan eskalasi, melainkan sebagai orang yang berusaha memperburuk kemerosotan negara menjadi pemberontakan serupa dengan apa yang mendahului Operasi Defensive Wall pada tahun 2002,” mencatat bahwa “kata-katanya dapat ditafsirkan oleh Palestina sebagai deklarasi perang dan itu bisa memicu serangan tambahan.”
Surat kabar Israel menambahkan, “Tidaklah cukup mengkritik Ben Gvir, dan kita tidak boleh lupa siapa yang menunjuk aktivis sayap kanan, provokator dan penjahat yang dihukum, yang menetapkan tujuan baginya untuk mengendalikan polisi dan menyeret negara ke dalam bentrokan langsung dengan Palestina,” dengan mengatakan “anggota partainya sangat ingin membalas dendam, dengan melupakan pekerjaan mereka, menjaga keamanan.”
Haaretz menyatakan bahwa “tudingan harus ditujukan kepada yang memilih untuk menunjuk Ben Gvir ke posisinya, yaitu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.”
“Siapapun yang menempatkan orang berbahaya dan gagal seperti Ben Gvir pada posisi Menteri Keamanan Nasional, tidak heran melihat murid Rabi Kahane tertarik untuk mengeksploitasi situasi tersebut, pasukan keamanan akan menyeret seluruh negara ke dalam perang habis-habisan.”
Baca Juga: Serikat Pekerja di Pelabuhan Swedia Ancam Blokade Perlatan Militer dari atau Menuju Israel
Dinyatakan, “Netanyahu disandra oleh Ben Gvir dan harga yang mahal akan dibayar oleh semua warga Israel.”
Ini terjadi pada saat Ben Gvir dikritik karena kebijakan provokatifnya mengenai peradilan, dan pejabat Israel melancarkan serangan terhadap Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, karena pernyataannya mengenai peluncuran Operasi Defensive Wall 2 di Yerusalem yang diduduki.
Kemarin, Sabtu, media Israel mengomentari operasi komando yang terjadi di Yerusalem yang diduduki, dengan mengatakan: “Operasi Defensive Wall 2 tidak akan menghentikan penyerangan perlawanan Palestina, dan justru akan lebih membahayakan pendudukan.” (T/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Jihad Islam Tiba di Doha untuk Perundingan Gencatan Senjata