Yerusalem, MINA – Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menerbitkan laporan pada Ahad (3/12), pasukan elit Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, telah membunuh Mayor Jenderal Assaf Hamami, komandan Brigade Selatan Israel di Divisi Gaza, pada hari pertama Operasi Badai Al-Aqsa tanggal 7 Oktober lalu.
Surat kabar tersebut mengungkapkan, penyelidikan menunjukkan sejumlah pasukan pejuang Al-Qassam membawa foto Mayor Jenderal Hamami, dan mencarinya secara khusus ketika menyerbu kamp-kamp pasukan pendudukan yang mengepung Gaza, mereka memburu dan membunuhnya, kemudian membawa jazadnya ke Jalur Gaza.
Tentara pendudukan Zionis Israel percaya, bahwa Mayor Jenderal Assaf Hamami terbunuh pada tanggal 7 Oktober, dan tubuhnya dibawa oleh Brigade Qassam.
Surat kabar tersebut menyatakan, anggota Al-Qassam membunuh Mayor Jenderal Hamami dan dua tentara yang mengawalnya, saat mereka mengenakan pakaian militer yang identik seragam tentara pendudukan.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Yedioth mengatakan, (Hamami) bergabung dengan tentara pada tahun 2001 melalui dinasnya di Brigade Givati, dan pada tahun 2010 ia menerima Medali Pengabdian Terhormat dari Kepala Staf tentara pendudukan Israel saat itu, Gabi Ashkenazi.
Dia maju dalam rantai komando, menurut surat kabar Ibrani itu, dan menjabat dari tahun 2016 hingga 2018 sebagai komandan batalion, dan dari tahun 2018 hingga 2020, dia memimpin pangkalan pelatihan Brigade Komando, dan antara tahun 2020 dan 2022, dia menjabat sebagai komandan Brigade Negev.
Pada bulan Mei lalu, ia diangkat menjadi komandan Divisi Selatan di Gaza, yang merupakan divisi paling sulit dan menantang, meskipun demikian, Brigade Al-Qassam mampu melenyapkannya, menurut surat kabar tersebut.
Yedioth mengutip komandan yang menemani Hamami yang mengatakan, dia selalu takut Al-Qassam akan mengejutkan pasukannya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Dia menambahkan, mengutip seorang komandan patroli unit pengintaian Badui di tentara pendudukan, yang mengatakan, Hamami membuat kami gila. Dia terus-menerus memperingatkan kami tentang serangan mendadak oleh Hamas. Dia membuat kami merasa bahwa Hamas selalu berencana untuk menembus perbatasan Gaza.
Yedioth mengutip tentara yang ikut dalam pertempuran di mana Hamami terbunuh, khususnya di Kibbutz Nirim, yang mengatakan, dia terkena peluru dari pasukan elit Al-Qasam, dan tentaranya berupaya mengobatinya, tapi kemudian terbunuh dan jenazahnya diangkut ke Gaza.
Menurut klaim Israel, jumlah korban terbaru, 398 tentara dan perwira Israel telah tewas sejak dimulainya agresi di Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Pada tanggal 7 Oktober, Kepala Staf Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, Muhammad Deif, mengumumkan peluncuran Operasi “Badai Al-Aqsa,” setelah ratusan roket diluncurkan dari Gaza menuju wilayah Palestina yang diduduki.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Serangan pejuang menargetkan lokasi militer dan permukiman ilegal yang berdekatan dengan Jalur Gaza, hingga menyebabkan kematian dan cederanya ribuan tentara dan pemukim serta penangkapan puluhan orang. (T/B04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)