Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surga Bagi yang Saling Memaafkan

Bahron Ansori - Kamis, 26 Oktober 2017 - 09:54 WIB

Kamis, 26 Oktober 2017 - 09:54 WIB

630 Views

Oleh Bahron Ansori, Redaktur MINA

Pada suatu hari, Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan para sahabatnya, di tengah perbincangan dengan para sahabatnya, tiba-tiba Rasulullah SAW tertawa ringan sampai-sampai terlihat gigi beliau yang putih.

Umar ra yang berada di di situ, bertanya,  “Demi engkau, ayah dan ibuku sebagai tebusannya, apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?”

Rasulullah SAW menjawab, “Aku diberitahu bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala mereka di hadapan Allah. Salah satunya mengadu kepada Allah sambil berkata, ‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku’.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Allah SWT berfirman, “Bagaimana mungkin saudaramu ini bisa melakukan itu, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya?”

Orang itu berkata,  “Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya.”

Sampai di sini, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca. Rasulullah SAW tidak mampu menahan tetesan airmatanya. Beliau menangis. Lalu, Rasulullah berkata, “Hari itu adalah hari yang begitu mencekam, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosa nya.”

Rasulullah SAW melanjutkan kisahnya. Lalu Allah berfirman kepada orang yang mengadu tadi,

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

“Angkat kepalamu..!”

Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia berkata, “Ya Rabb, aku melihat di depanku ada istana-istana sangat megah yang terbuat dari emas, dan di dalamnya terdapat singgasana yang terbuat dari emas dan perak bertatahkan berlian, intan dan permata. Istana-istana itu untuk Nabi yang mana, ya Rabb? Untuk orang jujur yang mana, ya Rabb? Untuk syuhada yang mana, ya Rabb?’

Allah berfirman, “Istana-istana itu diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya.”

Orang itu berkata, “Siapakah yang akan mampu membayar harganya, ya Rabb?”

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Allah berfirman, “Engkau juga mampu membayar harganya.

Orang itu terheran-heran, sambil berkata, “Dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb?”

Allah berfirman, “Caranya, engkau maafkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya kepada-Ku.”

Orang itu berkata, “Ya Rabb, kini aku memaafkannya.”

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Allah berfirman, “Kalau begitu, pegang tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surga bersamamu.”

Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah SAW bersabda, “Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian saling berdamai, sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin.” (Kisah ini ada dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, dengan sanad yang shahih.)

Keutamaan Memaafkan

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura: 40). Orang yang bisa bersabar atas hinaan, cacian dan cemoohan orang lain, dan memaafkan kesalahan mereka, maka Allah berjanji kepadanya akan memberikan pahala atas kesabarannya.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Dalam hadis lain, Nabi SAW mengatakan lebih baik sabar dan menahan amarah saat dihina. Sebab menahan amarah adalah tanda kuatnya seseorang. “Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Al-Bukhari no. 6114).

Beginilah Islam, Allah dan Nabi-Nya telah mengajarkan setiap muslim untuk saling memaafkan. Memaafkan kesalahan orang lain memang bukan hal mudah. Tapi, bersabar atas semua cibiran dan keangkuhan orang lain atas diri kita adalah jauh lebih baik daripada harus membalasnya. Karena itu, minta maaf, memberi maaf dan saling memaafkan adalah salah satu amalan hati yang bernilai tinggi di hadapan Allah Ta’ala.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa membimbing langkah kita menuju jalan-Nya yang lurus. Saling memaafkan, dan tak segan meminta maaf sejatinya menjadi akhlak sehari-hari dalam kehidupan kaum muslimin. Dengan memaafkan itu, semoga rahmat Allah  senantiasa menaungi kita, wallahua’lam. (A/RS3/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Rekomendasi untuk Anda

MINA Millenia
MINA Preneur
Kolom
Khadijah
Kolom