Jakarta, 25 Jumadil Akhir 1438/24 Maret 2017 (MINA) – Saat ini, jumlah penderita diabetes tipe 2 (DM 2) jauh lebih banyak dibandingkan tipe 1 (DM 1). Jika diabetes tipe 1 merupakan penyakit bawaan, di mana pankreas tidak bisa memproduksi insulin; umumnya terjadi pada anak-anak, diabetes melitus tipe 2 berkembang akibat gangguan kerja insulin.
Hal tersebut disampaikan Medical Affaris Director MSD Indonesia, Dr. Suria Nataatmadja dalam Diskusi Media ‘Patuh Berobat: Cegah Komplikasi Diabetes’, di Jakarta, Jum’at (24/3).
“Tubuh mengalami resistensi terhadap insulin sehingga tidak merespon insulin sebagaimana mestinya, sehingga glukosa dalam darah sulit masuk ke sel. Bisa pula karena sel-sel beta di pankreas tidak cukup memproduksi insulin. Kedua kondisi ini menjadikan kadar gula darah menjadi tinggi (hiperglikemi),” katanya.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Selain prevelensi dan jumlah penderita yang tinggi, lanjutnya, masalah terkait diabetes yang dihadapi sebagian besar negara berkembang seperti di Indonesia adalah rendahnya penderita diabetes yang terdiagnosis, apalagi yang mencapai target terapi.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dari 6,9% penyandang diabetes di lndonesia, hanya 30,4% di antaranya yang terdiagnosis; sisanya 69.6% belum terdiagnosis. Dari yang terdiagnosis ini, hanya sepersekian yang berobat secara teratur, dan lebih sedikit lagi yang kadar gula darahnya terkontrol hingga mencapai target.
“Diabetes yang tidak terkontrol membuat tubuh berada dalam kondisi hiperglikemi kronik. lnilah yang bisa menyebabkan komplikasi, baik mikrovaskular seperti kehilangan penglihatan (retinopathy diabetic), kebas/baal karena saraf rusak (neuropathy diabetic), gangguan ginjal; maupun makrovaskular seperti pengerasan pembuluh darah jantung (aterosklerosis kardiovaskular),” jelasnya.
Ia menambahkan, pada akhirnya kualitas hidup menurun karena tidak bisa melakukan berbagai kegiatan dengan optimal. Biaya yang harus dikeluarkan pun amat besar untuk mengobati komplikasi-komplikasi yang sudah terjadi. Maupun, komplikasi diabetes tipe 2 behubungan dengan tingkat kematian, biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Selain itu, Communication and Market Acces Manager MSD, Hoerry Satrio menyatakan, dianetes adalah prioritas bagi MDS, dan MDS akan terus berinovasi dalam pengobatan diabetes melalui perkembangan riset dan kolaborasi yang strategis.
PT Merck Sharp and Dohme Indonesia (MDS), mewujudkan komitmen perusahaan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap diabetes dengan berkomitmen mendukung program pemerintah dalam hal pencapaian target pengobatan dan kepatuhan penderita diabetes melalui berbagai program edukasi baik untuk penyandang, masyarakat luas, dan juga para dokter yang berada di lini depan pelayanan kesehatan masyarakat. (L/R09/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)