Damaskus, MINA – Suriah akan bergabung kembali dengan jaringan pembayaran internasional SWIFT dalam beberapa pekan mendatang, menandai kembalinya negara ini ke sistem keuangan global setelah 14 tahun terisolasi.
Langkah itu menyusul pencabutan sanksi AS baru-baru ini, yang membatalkan langkah-langkah yang telah melumpuhkan kemampuan perbankan dan perdagangan Suriah, dan merupakan bagian dari agenda reformasi ekonomi yang lebih luas oleh pemerintah sementara yang baru.
Dilansir dari Financial Times, gubernur baru suriah/">bank sentral Suriah Abdulkader Husrieh menjelaskan bahwa menghubungkan kembali ke SWIFT adalah tonggak utama pertama dalam perombakan liberal yang luas.
Husrieh menekankan, tujuan mengubah Suriah menjadi pusat keuangan regional di antaranya dengan membangun kembali perbankan formal, memodernisasi kebijakan moneter, dan menarik investasi asing untuk proyek-proyek rekonstruksi dan infrastruktur.
Baca Juga: Tentara Arakan Kumpulkan Uang dari Warga Kaya, Beli Sapi untuk Rohingya Miskin
Sektor perbankan negara itu telah runtuh karena perang saudara selama bertahun-tahun, krisis keuangan Lebanon pada tahun 2019, dan kebijakan ekonomi yang ketat selama era Bashar Assad.
Husrieh menguraikan rencana untuk rekapitalisasi, deregulasi, dan pemulihan bank sebagai perantara keuangan utama. Ia menambahkan bahwa menghubungkan kembali ke SWIFT akan mengurangi biaya impor, mendorong ekspor, dan memulihkan kepercayaan pada saluran perbankan formal. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kasus Heatstroke Turun Signifikan saat Haji 2025, Saudi Klaim Upaya Pencegahan Berhasil