Damaskus, MINA – Pemerintah Suriah mulai menyetujui untuk mengizinkan impor barang dari Arab Saudi setelah penangguhan perdagangan selama satu dekade.
Keputusan itu muncul di tengah laporan meningkatnya hubungan rekonsiliasi antara kedua negara Arab. MEMO melaporkan, Ahad (22/1).
Kementerian Urusan Luar Negeri dan Ekspatriat Pemerintahan Bashar al-Assad setuju untuk mengizinkan impor bahan yang diproduksi di Arab Saudi, terutama gula dan petrokimia.
Selama beberapa tahun terakhir, ada banyak spekulasi bahwa Riyadh sedang mempertimbangkan untuk memulihkan hubungan penuh dengan Damaskus, setelah penumpasan brutal rezim Assad terhadap protes damai dan pecahnya perang saudara Suriah.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sementara itu, Iyad al-Jaafari, seorang pakar ekonomi mengatakan, keputusan untuk mengizinkan impor Saudi sepenuhnya merupakan keputusan ekonomi.
“Untuk melunakkan posisi Arab Saudi dalam mempertahankan pembatasan impor Suriah ke kerajaan yang diberlakukan,” ujarnya.
“Adapun prospek untuk sepenuhnya memulihkan hubungan dengan Assad, Arab Saudi telah membuat beberapa tanda untuk mempertimbangkan langkah tersebut, ” tambahnya.
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan kepada media selama wawancara, bahwa kerajaan sedang bekerja menuju cara untuk terlibat dalam dialog dengan rezim Suriah.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Untuk saat ini, bagaimanapun, Riyadh masih secara terbuka mempertahankan posisinya menentang pemulihan penuh hubungan, dan tahun lalu menolak untuk menyetujui kembalinya Damaskus ke Liga Arab. (T/Hju/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon