Suriah Kecam Barat Karena Diamkan Nuklir Israel

Sebuah foto menunjukkan fasilitas di gurun Negev. Foto arsip

Damaskus, MINA – Duta Besar Suriah untuk PBB telah mengecam negara-negara Barat karena memasok bahan nuklir ke Israel, menyebut kemampuan nuklir entitas itu sebagai ancaman bagi keamanan Timur Tengah.

Dalam sebuah sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, Bashar al-Jaafari mencatat negara Barat mengizinkan Israel memiliki senjata nuklir dengan memasok bahan dan teknologi nuklir, termasuk kapal selam Jerman yang mampu meluncurkan rudal nuklir yang dikirim ke Israel secara gratis.

Jaafari juga menuduh Barat menutup mata terhadap senjata nuklir Israel yang menurutnya melanggar perjanjian nuklir internasional.

Dikutip dari Press TV, Diplomat Suriah tersebut berpendapat bahwa penolakan Israel untuk bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) membuktikan bahwa Tel Aviv terus mengembangkan kemampuan nuklir militernya tanpa adanya pengawasan internasional.

Israel diyakini sebagai satu-satunya pemilik persenjataan nuklir di Timur Tengah dengan lebih dari 200 hulu ledak nuklir yang dirahasiakan.

Tel Aviv telah menolak seruan global untuk mengikuti Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) dan tidak mengizinkan pengawas internasional untuk memantau program nuklirnya yang kontroversial.

Kegiatan nuklir super rahasia diungkap oleh Mordechai Vanunu, mantan teknisi di fasilitas nuklir Dimona di tanah pendudukan. Dia menyerahkan banyak bukti program nuklir Israel ke Sunday Times Inggris pada tahun 1986.

Israel yang telah menduduki dua pertiga Dataran Tinggi Golan dari Suriah sejak 1967, berulang kali menargetkan posisi tentara Suriah di dekat lokasi itu.
Awal bulan ini, Suriah meminta PBB segera melakukan tindakan terhadap Israel karena melakukan serangan udara di sebuah pabrik tembaga di kota Hassia, provinsi Homs.(T/RE1/RS3)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.