New York, MINA – Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Jaafari mengecam pengakuan Presiden AS Donald Trump tentang “kedaulatan Israel” atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Jaafari menggambarkan langkah itu sebagai bagian dari “proyek kriminal” yang bertujuan memperpanjang kekacauan dan kehancuran di kawasan itu, demikian Press TV melaporkan.
Jaafari membuat pernyataan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB hari Rabu (27/3) tentang situasi Suriah setelah keputusan Trump pada Senin, yang mengakui “kedaulatan Israel” atas wilayah Suriah di Dataran Tinggi Golan.
“Ini adalah proyek atau rencana kriminal dimana pemerintah AS dan sekutunya telah menggunakan semua alat yang mereka miliki,” kata Jaafari.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Ia menuding rencana itu bertujuan menjamin kekacauan dan kehancuran di wilayah tersebut, serta memecah belah orang-orang di wilayah tersebut atas dasar agama dan etnis untuk “membangun realitas baru”.
“Dari hari pertama perang teroris yang dipimpin oleh pemerintah negara-negara tertentu yang dikenal, kami mengatakan bahwa tujuan utama perang ini adalah untuk memastikan pendudukan Israel di wilayah Arab,” katanya.
Iran, Turki, Lebanon, Rusia, dan Uni Eropa, termasuk Indonesia, dengan cepat menolak langkah Trump yang jelas-jelas bertentangan dengan hukum internasional. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)