Damaskus, 7 Jumadil Akhir 1436/27 Maret 2015 (MINA) – Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media CBS, dirinya terbuka untuk berdialog dengan siapapun termasuk Amerika Serikat (AS) jika diperlukan.
“Di Suriah setiap dialog adalah hal yang positif, dan kami akan terbuka untuk dialog dengan siapa pun, termasuk Amerika Serikat mengenai apapun berdasarkan asas saling menghormati,” katanya dalam petikan wawancara itu, sebagaimana dilaporkan Ahram online yang dikutipMi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (27/3).
Jawaban itu muncul setelah seorang pembawa acara menanyakan komentar Assad mengenai pernyataan terbaru Menteri Luar Negeri AS, John Kerry bahwa Washington harus bernegosiasi dengan pemimpin Suriah untuk mengakhiri konflik di sana.
Sementara itu hingga saat ini belum ada komunikasi langsung antara Damaskus dan Washington, Assad, yang telah terlibat dalam peperangan saudara dengan para militan di negaranya sejak 2011 lalu.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Setiap dialog positif, seperti yang saya katakan, pada dasarnya, tentu saja, tanpa mengancam kedaulatan Suriah,” katanya.
Sementara itu, para pejabat AS mengklaim negaranya masih menginginkan penyelesaian politik dengan Suriah tanpa melibatkan Assad.
Departemen Luar Negeri kemudian mengatakan, pengecualian itu tidak secara khusus mengacu kepada Assad dan menekankan Washington tidak akan tawar-menawar dengannya.
Konflik sejak 2011 di negara itu menimbulkan banyak korban hingga tahun 2014 merupakan tahun paling mematikan di mana lebih dari 76.000 orang tewas, kata organisasi pemantau masalah hak asasi Suriah.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
LSM yang berbasis di Inggris itu mengatakan 17.790 orang tewas adalah warga sipil, termasuk korban tewas di pihak anak-anak yang mencapai 3.501.
Korban semakin tambah parah setelah koalisi yang dipimpin AS menyerang secara buta ke lokasi-lokasi yang ada di sana.(T/R04/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata