Yerusalem, MINA – Suriname mengatakan membatalkan keputusannya untuk membuka kedutaan besarnya di Yerusalem, media Israel melaporkan, Jumat (24/6).
Menurut Channel12 Israel, Presiden Suriname Chan Santokhi menyebut keputusan itu karena kurangnya dana untuk membangun kedutaan, demikian dikutip dari Anadolu.
Negara Amerika Selatan itu tidak memiliki kedutaan besar di Israel, tetapi bulan lalu, Menteri Luar Negeri Suriname Albert Camdin mengunjungi Israel dan bertemu dengan timpalannya dari Israel Yair Lapid, yang mengatakan akan segera membuka kedutaannya di Yerusalem.
Sejauh ini, empat negara telah memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem, termasuk Honduras, Guatemala, Kosovo, dan AS, sementara banyak negara lain menentang keputusan tersebut.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Yerusalem tetap menjadi jantung dari konflik Timur Tengah selama beberapa dekade, dengan Palestina bersikeras bahwa Yerusalem Timur yang diduduki secara ilegal oleh Israel sejak 1967, harus berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina.
Suriname adalah negara di Amerika Selatan yang nenek moyang sebagian besar penduduknya berasal dari Pul;au Jawa, Indonesia, sehingga sampai sekarang Bahasa Jawa masih banyak digunakan di sana. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang