Cileungsi, Bogor, MINA – Pada puncak peringatan Pekan solidaritas Palestina yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG) Indonesia di Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Cileungsi, Bogor pada Senin (29/11) malam, tokoh aktivis senior yang aktif mendukung kemerdekaan Palestina, Suripto menegaskan upaya memerdekakan Palestina hanya dalam waktu sepuluh hari.
“Kalau kita umat Islam bisa membangun solidaritas di seluruh dunia, kita berikan sanksi ekonomi kepada negara-negara yang melakukan hubungan dengan Israel, terutama di bidang ekonomi dan perdagangan apalagi di bidang pariwisata. Saya kira tidak lebih dari sepuluh hari mereka (Israel) akan menyerah dan akan membuka pintu untuk perdamaian, tidak ada jalan lain mereka akan membuka pintu kemerdekaan untuk bangsa Palestina,” katanya.
Karenanya menurut pendiri lembaga Komisi Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) ini, umat Islam perlu mengevaluasi solidaritas yang sama-sama dipupuk selama ini, apakah sudah mampu memberikan peluang dan memberikan jalan untuk secepatnya bangsa Palestina ini merdeka.
“Maka kita harus juga menghitung, mengevaluasi kekuatan-kekuatan yang berusaha mempertahankan penjajahan Israel ini dengan segala potensi yang mereka miliki,” tegasnya.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Di bidang politik, menurutnya sudah ada berapa ratus resolusi PBB yang untuk kemerdekaan Palestina, tetapi resolusi PBB itu boleh dikatakan mentah dan tidak berhasil memerdekakan Palestina.
“Di bidang ekonomi kita lihat, kekuatan-kekuatan yang mendukung dan mencoba untuk terus menjajah bangsa Palestina cukup kuat, mereka bisa menekan bangsa Palestina bahkan melakukan blokade di Jalur Gaza, bahkan lebih dari itu mereka juga mencoba mempengaruhi beberapa negara yang tadinya mendukung atau memberikan bantuan finansial untuk para pengungsi Palestina di beberapa negara distop yaitu, negara-negara yang berada di Timur Tengah yang selama ini ikut membantu di bidang keuangan sama sekali sekarang dikunci, jadi begitu dahsyatnya kekuatan ekonomi,” kata mantan pejabat intelijen di Badan Koordinasi Intelijen (BAKIN) ini.
Jadi, katanya, atas dasar itu umat Islam harus cari jalan keluar apa yang bisa dilakukan untuk menggalang agar solidaritas itu betul-betul bisa menembus dan melemahkan benteng-benteng penjajahan Israel ini, melalui bidang politik ekonomi dan juga di bidang teknologi mass media bahkan di bidang militer.
Karenanya, tokoh intelijen yang telah mengeluarkan buku “Gagasan dan Pemikiran Suripto, Intel Tiga Zaman” pada 15 Agustus 2018 di Jakarta yang Tim Editornya diketuai Aat Surya Safaat ini menekankan agar organisasi-organisasi peduli Palestina di Indonesia saling berkomunikasi dan mengeratkan hubungan.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Kita mulai solidaritas internasional ini dari solidaritas kepedulian organisasi-organisasi di Indonesia yang peduli kepada Palestina, mari kita eratkan hubungan, sering kita berkomunikasi dan kita bersama-sama mencoba untuk memberikan sanksi-sanksi yang ada di bumi Indonesia ini apakah sanksi-sanksi mengusir investasi semua perusahaan-perusahaan yang ada berhubungan dengan Israel dan memboikot semua produk produk Israel di Indonesia,” katanya.
Pada Pekan Solidaritas Palestina di Indonesia AWG menyelenggarakan beberapa kegiatan diantaranya, mengibarkan bendera di 10 gunung di Indonesia, Gowes Al-Aqsa dengan jarak total kurang lebih 300 KM di berbagai daerah, kemudian lomba-lomba di seluruh cabang Al-Fatah di berbagai provinsi yang diikuti ribuan santri dari mulai RA, TK, MI, MTs, dan MA, Roadshow atau sosialisasi pentingnya Al-Aqsa, nonton bareng film-film yang berkaitan dengan Al-Aqsa dan Palestina, Camp Cinta Al-Aqsa, pawai dan juga longmarch.
Sedangkan di Palestina, AWG juga selenggarakan bakti sosial dengan membagikan sembako senilai 35 USD satu paket, sebanyak 200 paket. (L/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant