Berlin, 11 Rabi’ul Awwal 1436/2 Januari 2015 (MINA) – Sekitar 30 persen warga Jerman yang disurvei oleh majalah Stern, mengatakan mereka mendukung demonstrasi anti-Islam yang diselenggarakan oleh kelompok Bangsa Eropa Patriot Melawan Islamisasi Barat (PEGIDA).
Menurut jajak pendapat yang dilakukan melalui Forsa Institute dan dipublikasikan secara online pada Kamis (1/1), 29 persen warga Jerman mengatakan Islam memiliki pengaruh yang besar pada kehidupan sehari-hari warga Jerman.
Mereka membenarkan protes yang dilakukan oleh PEGIDA pada pekan-pekan terakhir, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sebanyak 13 persen dari mereka yang disurvei, menyatakan kesediaannya bergabung dalam protes jika diselenggarakan di kota-kota mereka.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Jerman mengalami peningkatan rasa curiga dan negatif terhadap Muslim dalam beberapa bulan terakhir, di mana berita Islam dan Muslim sebagian besar dipengaruhi oleh laporan pembunuhan dan kekejaman yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Negara Islam atau ISIS di Timur Tengah.
Baru-baru ini partai konservatif sayap kanan, AFD, menjadi partai politik besar pertama yang menunjukkan simpati kepada pengunjuk rasa yang dimulai di Dresden pada Oktober tahun lalu. Namun AFD menahan diri mengeluarkan pernyataan secara resmi mendukung gerakan PEGIDA.
Direktur Forsa Institute, Manfred Guellner mengatakan, 71 persen pendukung AFD telah menjadi kelompok utama yang mendukung PEGIDA dan gerakan anti-Islam serupa.
“Hasil ini sekali lagi menegaskan, pendukung AFD tidak mewakili arus utama masyarakat, tetapi kelompok pinggiran dengan kecenderungan xenophobia yang jelas,” katanya.
Xenofobia adalah ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau ketidaksukaan atau ketakutan terhadap fihak dianggap asing seperti agama. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza