Tel Aviv, MINA – Temuan survei terbaru yang dilakukan oleh Institute for National Security Studies (INSS), mayoritas warga Israel menentang pengecualian pria Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer.
Diterbitkan pekan lalu, jajak pendapat tersebut menemukan 68 persen masyarakat umum menentang pemberian pengecualian bagi Haredim dari dinas militer. MEMO melaporkan, Senin (2/10).
Survei tersebut juga menemukan sekitar sepertiga orang tua yang memiliki anak berusia 16-18 tahun mengatakan mereka akan melarang anak mereka bergabung dengan unit tempur.
Keluarga-keluarga tersebut mungkin meminta anak-anak mereka untuk tidak mengikuti wajib militer sepenuhnya, menurut survei yang dilakukan oleh lembaga penelitian yang berbasis di Universitas Tel Aviv itu.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sementara itu, 25 persen responden mengatakan mereka mendukung rancangan undang-undang yang memberikan pengecualian bagi Haredim untuk bergabung dengan militer, dan tujuh persen mengatakan mereka tidak yakin.
Melalui pengaturan yang ditetapkan selama berdirinya negara tersebut, laki-laki Haredim secara de facto menikmati pengecualian dari persyaratan wajib militer atau non-militer yang secara hukum berlaku untuk semua warga negara Yahudi Israel. Pengaturan bagi para pria tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa studi Taurat memiliki nilai bagi negara yang setara, atau bahkan lebih tinggi, dibandingkan dengan dinas militer.
Pemerintahan baru-baru ini telah membahas pembatalan pengecualian tersebut, sehingga memicu protes besar-besaran dari kalangan Yahudi Ultra-Ortodoks. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon