Kuala Lumpur, MINA – Hampir tujuh dari 10 anak di Malaysia sangat cemas dengan perilaku perundungan (bully), menurut sebuah survei global.
Survei internasional baru tersebut dikeluarkan oleh United Nations Children’s Fund (Unicef) dalam kaitannya dengan Hari Anak Sedunia, Senin (20/11).
Dibandingkan dengan beberapa negara maju, hanya tiga dari 10 anak di Jepang dan hampir empat dari 10 anak di Inggris yang mengaku sangat mengkhawatirkan perundungan, Channel News Asia melaporkan.
Unicef menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa anak-anak Malaysia juga khawatir tentang isu-isu global lainnya seperti kekerasan terhadap anak-anak (64%) dan terorisme (60%).
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait
Survei tersebut juga menemukan anak-anak memilih pendidikan untuk orang miskin (17%), kemiskinan dan terorisme (15%) sebagai pilihan utama mereka untuk isu-isu yang mereka inginkan agar menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia.
Survei komparatif ini melibatkan 11.000 responden anak laki-laki dan perempuan, berusia antara sembilan dan 18 tahun, dari 14 negara di seluruh dunia, termasuk Malaysia, Brasil, Mesir, Amerika Serikat, dan India.
“Survei global Unicef ini menggemakan temuan opini Children4Change yang dilakukan di Malaysia secara lokal dalam hal masalah dan prioritas anak-anak,” ujar pernyataan tersebut.
Unicef berharap Hari Anak Sedunia akan mengilhami pemerintah, dunia bisnis, dan masyarakat di seluruh dunia untuk mendengarkan anak-anak, serta memasukkan pendapat mereka dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka.
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas
Sekitar 30 anak dari seluruh spektrum sosial di Malaysia akan berpartisipasi dalam program Children’s Media Takeover pada Senin untuk membuat suara mereka didengar di berbagai platform media selama Hari Anak Sedunia.
Resmi ditetapkan pada 20 November 1989, Hari Anak Sedunia menandai momen Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi Deklarasi Hak-Hak Asai Anak pada 1959 dan Konvensi tentang Hak-Hak Asasi Anak pada 1989. (T/R11/RS1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Diveto AS, DK PBB Gagal Setujui Resolusi Gencatan Senjata Segera di Gaza