Tel Aviv, MINA – Sebuah survei oleh Universitas Ibrani atas prakarsa Organisasi Zionis Dunia terhadap warga Israel yang tinggal di luar negeri baru-baru ini mengungkapkan 80 persen responden mengatakan mereka tidak berniat untuk kembali ke Israel, meskipun merasa tidak aman di negara tempat tinggal mereka saat ini.
Menurut situs web Knesset (parlemen), Komite Urusan Imigrasi, Penyerapan dan Diaspora berkumpul pada hari Selasa (19/3) untuk membahas masalah diaspora Israel sejak peristiwa 7 Oktober. Middle East Monitor melaporkan.
“Tujuh puluh persen dari mereka yang disurvei melaporkan bahwa mereka telah mengubah perilaku mereka di depan umum secara signifikan sejak 7 Oktober,” kata laporan survei tersebut.
“Mereka lebih enggan menampilkan simbol-simbol Yahudi atau berbicara dalam bahasa Ibrani, mereka memindahkan mezuzah dari depan pintu rumah. Mereka cenderung lebih jarang keluar rumah dan lebih jarang bertemu di pusat kota,” tambah laporan itu.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Laporan tersebut menambahkan, 44 persen responden mempertimbangkan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan diri. Mereka menyebutkan pembelian senjata api, membawa semprotan merica atau gas air mata, memasang kamera keamanan di rumah mereka atau mengikuti pelajaran Krav Maga [seni bela diri] sebagai cara yang dipilih untuk mencapai tujuan ini.
Ketua Komite Oded Forer MK mengatakan, “Negara Israel harus mengambil tindakan yang tepat untuk memberantas fenomena anti-Semitisme di seluruh dunia. Sayangnya, saat ini tidak ada rencana pemerintah yang menangani komunitas warga Israel di luar negeri.” (T/R7/P2)
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Mi’raj News Agency (MINA)