Washington, MINA – Islamofobia di Amerika Serikat (AS) tidak berakar pada benturan kepercayaan agama tetapi didorong oleh politik, menurut sebuah survei yang berfokus pada Muslim Amerika.
Survei yang dilakukan oleh Institut Kebijakan Sosial dan Pemahaman (ISPU), mencatat bahwa sentimen anti-Muslim dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk politik pribadi dan nasional serta seberapa banyak seseorang tahu tentang Islam, tetapi bukan karena mereka afiliasi keagamaan, Anadolu Agency melaporkan.
Ditemukan bahwa orang Amerika yang secara pribadi mengenal seorang Muslim lebih dari dua kali atau lebih, akan memiliki pendapat positif tentang Muslim dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Namun, Indeks Islamofobia ISPU naik dari 24 pada 2018 menjadi 28 pada 2019, menunjukkan bahwa umat Islam tetap merupakan kelompok yang paling mungkin menghadapi diskriminasi untuk agama mereka.
Baca Juga: Gelar Protes, Mahasiswa Universitas Columbia Sebut Ribuan Nama Korban Syahid di Gaza
Indeks ini adalah ukuran tingkat dukungan publik terhadap lima stereotip negatif terkait dengan Muslim di Amerika, sebagian besar Muslim yang tinggal di AS lebih rentan terhadap kekerasan daripada yang lain, yakni mereka mendiskriminasi perempuan, bermusuhan dengan AS, kurang beradab daripada orang lain, dan sebagian mereka bertanggung jawab atas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Muslim lainnya.
Menurut data ISPU, komunitas Yahudi mencetak nilai terendah pada indeks pada 18 sedangkan evangelis kulit putih mencetak tertinggi pada 35.
Survei tersebut juga menemukan, orang Amerika yang memiliki pandangan baik tentang orang kulit hitam, Yahudi dan komunitas LGBTQ cenderung mendapat skor 10 poin lebih rendah pada indeks.
Sekitar 33% dari Muslim yang disurvei lebih optimis tentang arah negara, meskipun tidak puas dengan kinerja Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: Gedung Putih Benarkan Tewasnya Warga Amerika di Lebanon oleh Invasi Darat Israel
Hal ini karena sebagian survei dilakukan setelah dua anggota parlemen perempuan Muslim pertama, Ilhan Omar dan Rashida Tlaib, terpilih untuk Kongres, menurut Direktur Eksekutif ISPU Dalia Mogahed.
“Dengan latar belakang inilah, ISPU melakukan jajak pendapat tahunan keempat 2019 tentang agama Amerika dan kelompok-kelompok non-agama,” kata Mogahed dalam laporan itu, merujuk pada pemilihan Omar dan Tlaib untuk menjabat.
Survei ini melibatkan 2.376 orang Amerika, termasuk 804 Muslim dan 360 Yahudi, yang dilakukan pada bulan Januari dan diterbitkan pekan ini. (T/Ast/RI-1)
Baca Juga: Delegasi Iran dan Israel Cekcok di Rapat DK PBB
Mi’raj News Agency (MINA)