Washington, MINA – Menurut sebuah jajak pendapat survei dari pemilih terdaftar yang diterbitkan pada Jumat (8/3), Muslim menghadapi lebih banyak diskriminasi daripada kelompok agama lain di Amerika Serikat (AS).
Jajak pendapat itu dilakukan oleh situs web politik The Hill dan perusahaan riset dan layanan konsultasi pasar HarrisX, ditemukan bahwa 85 persen responden percaya Muslim menghadapi diskriminasi, sementara 79 persen mengatakan orang Yahudi didiskriminasi, Anadolu Agency melaporkan.
Sekitar 61 persen responden mengatakan, orang Kristen menghadapi diskriminasi dan 55 persen lainya mengatakan, ateis menghadapi diskriminasi.
Rilis jajak pendapat itu dilakukan selama sepekan, di mana resolusi anti-kebencian disahkan di Kongres untuk mengutuk anti-Semitisme, Islamophobia dan bentuk-bentuk kefanatikan lainnya.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Tiga Kongres Muslim memuji hal itu, menyebutnya “bersejarah di banyak front”.
“Ini pertama kalinya kami memilih resolusi yang mengutuk fanatisme anti-Muslim dalam sejarah bangsa kami,” kata perwakilan Ilhan Omar, Rashida Tlaib dan Andre Carson dalam sebuah pernyataan.
Resolusi ini juga yang melatarbelakangi kecaman terhadap Omar karena mengkritik Israel, memicu kemarahan di kalangan kritikus, mereka mengatakan pernyataan itu anti-Semit.
“Saya ingin berbicara tentang pengaruh politik di negara ini, yang mengatakan tidak apa-apa bagi orang untuk mendorong kesetiaan kepada negara asing,” kata Omar di balai kota pekan lalu, merujuk pada Israel.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Sementara banyak di Kongres mengecam komentarnya, termasuk Eliot Engel dari Republik, yang menyebut itu “tidak dapat diterima dan sangat ofensif”.
Jajak pendapat Hill-HarrisX dilakukan 1-2 Maret di antara 1.003 pemilih terdaftar. Margin kesalahan pengambilan sampel adalah plus atau minus 3,1 poin persentase. (T/Ast/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris