Tel Aviv, 27 Dhulhijjah 1435/21 October 2014 (MINA) – Jajak pendapat di kalangan warga Israel menunjukan, tiga dari empat orang Yahudi Israel menentang pembentukan negara Palestina berdasarkan kesepakatan tahun 1967.
Harian Israel Haaretz melaporkan, jajak pendapat yang dilakukan oleh “Jerusalem for Public Affair” 12-14 Oktober lalu. Survei memilih 505 warga Yahudi Israel dan hasilnya menunjukkan 74,3 persen menentang pembentukan Palestina, seperti dilaporkan Middle East Monitor (MEMO) dikutip Mi’raj Isalmic News Agency (MINA), Selasa.
Angka tersebut meningkat menjadi 74,9 persen jika pembentukan negara Palestina akan membutuhkan penarikan Israel dari Lembah Yordan, bahkan meningkat menjadi 76,2 persen terhadap gagasan jika Al Quds akan dibagi.
Diantara responden, 304 orang diidentifikasi adalah sayap kanan dan 125 merupakan berhaluan tengah dan 68 sayap kiri, kata Haaretz.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
konflik Israel dan Palestina sudah terjadi sejak 1917 ketika pemerintah Inggris, dikenal dengan sebutan “Deklarasi Balfour,” menyerukan pembangunan perumahan bagi warga Yahudi di wilayah Palestina.
Israel menduduki Al Quds Timur dan Tepi Barat sejak 1967 saat Perang Timur Tengah. kemudian mencaplok kota suci Al Quds pada 1980, mengklaim kota itu sebagai ibukota negara Yahudi, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Palestina terus menuntut pembentukan sebuah negara merdeka di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dengan Al Quds Timur saat ini diduduki oleh Zionis Israel sebagai ibukotanya. (T/P002/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza