Jakarta, MINA – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra menyayangkan atas meninggalnya Ahmad Budi Cahyono, guru SMA 1 Torjun, Sampang, Madura, Jawa Timur karena dipukul murid yang diajarnya. Sutan menilai hal ini sebagai muara dari lemahnya pendidikan budi pekerti di tanah air. Untuk itu, ia meminta agar pelajaran budi pekerti kembali diajarkan kepada anak didik di sekolah.
“Kejadian ini ironi yang menyedihkan dalam dunia pendidikan kita. Sulit rasanya generasi seusia menalar guru harus meninggal dianiaya oleh siswanya sendiri,” kata Sutan, Senin (5/2).
Ia mendorong aparat penegak hukum segera menuntaskan kasus ini.
Kejadian ini menurutnya, harus menjadi pelajaran bagi pengambil kebijakan dunia pendidikan, dan segera mengevaluasi sistem pengajaran yang berlaku sekarang ini.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
“Berkaca dari kasus ini, tentu ada yang kurang tepat dari sistem pengajaran kita saat ini. Anak – anak tidak lagi menghormati guru di ruang kelas, apalagi sampai memukul dan menghadang untuk kembali memukuli gurunya sepulang sekolah, hanya karena yang bersangkutan dimarahi di ruang kelas,” ungkap Sutan.
“Dulu kita diajarkan Pendidikan Moral Pancasila, sebagai nilai-nilai bersikap sebagai seorang murid dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pelajaran ini terpatri dalam aspek kehidupan sehari-hari, hormat pada guru, menyayangi teman dan bersikap budiman,” tuturnya.
Selain itu, Sutan meminta pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk segera mewajibkan mata pelajaran budi pekerti untuk diajarkan kembali di sekolah.
Ia tidak ingin di tengah globalisasi informasi malah menjadi muara dari lemahnya pendidikan pekerti di tanah air. (R/R05/P1)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia