Bogor, MINA – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengemukakan, setelah sepekan kini perkembangan penanganan bencana sudah semakin baik.
“Listrik sudah menyala hampir sekitar 50%, komunikasi juga sama, BBM (Bahan Bakar Minyak) sudah hampir 70% kondisinya,” kata Sutopo kepada wartawan usai diterima Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Jumat (5/10).
“Memang di dalam penanganan darurat itu kita perlu waktu, tidak bisa dalam H+1 semuanya harus normal, ada keterbatasan-keterbatasan. Namun kalau kita melihat saat ini penangannya sudah cukup baik,” ujarnya.
Dikutip dari rilis Setkab, mengenai bantuan internasional, Sutopo menegaskan, tidak bisa suka-suka, tapi harus disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Awalnya, lanjut Sutopo, ditetapkan enam kebutuhan utama yaitu transportasi udara, pesawat dengan bisa landing dengan bandara 2.000 meter, kemudian tenaga medis, rumah sakit lapangan, genset, water treatment, fogging, dan tenda.
“Tapi setelah kita evaluasi, yang kita butuhkan hanya transportasi udara, genset, tenda, dan water treatment,” ujar Sutopo seraya menambahkan, sekarang bantuan sudah masuk, sudah dipilah.
Selain itu, tambah Sutopo, juga ada negara-negara yang akan mengirimkan bantuan dalam bentuk uang. Menurut Sutopo, BNPB telah membuka nomor rekeningnya yang nanti akan disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri. Sehingga mereka mengirimkan uang yang kemudian kita belanjakan.
“Kebanyakan nanti akan kita belanjakan untuk bantuan rehabilitasi rekonstruksi,” ujar Sutopo.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
“Sekarang kita fokus pada tanggap darurat. Fokusnya pencarian penyelamatan korban, bantuan untuk para pengungsi, penanganan pengungsi, perbaikan-perbaikan darurat. Itu fokus,” katanya.
Kemudian setelah itu, lanjut Sutopo, Indonesia akan masuk namanya fase transisi darurat menuju ke pemulihan.
“Waktunya nanti kita tentukan berdasarkan rapat koordinasi yang ada, setelah itu rehabilitasi rekonstruksi selama 2 tahun,” pungkas Sutopo. (R/R05/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren