Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kadin: Swasta Harapkan Insentif untuk Kembangkan Energi Biogas dan Limbah

Syauqi S - Rabu, 15 Maret 2017 - 20:50 WIB

Rabu, 15 Maret 2017 - 20:50 WIB

207 Views ㅤ

Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Lingkungan dan Pengelolaan Limbah, Donny Yoesgiantoro. (Foto: Kadin)

Jakarta, 16 Rabiul Akhir 1428/15 Maret 2017 (MINA) – Keterbatasan cadangan energi fosil membuka peluang lebih besar bagi energi baru dan terbarukan untuk lebih dikembangkan dan dieksplorasi.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong semua pemangku kepentingan untuk menggali peluang bisnis dan investasi di sektor ini. Kadin mencatat,  penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia baru mencapai 6,8%.

“Penggunaannya masih kecil, padahal potensinya sangat besar. Inilah tantangan kita di masa depan. Energi fosil mungkin akan sangat terbatas dengan perkiraan di tahun 2025. Sumber energi biogas dan limbah bisa menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan,” kata Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Lingkungan dan Pengelolaan Limbah, Donny Yoesgiantoro, dalam acara Biogas and Waste to Energy Indonesia Forum 2017 di Jakarta, Rabu (15/3).

Menurutnya, pengembangan biogas dan limbah untuk energi di masa mendatang akan optimal jika pemerintah berani mengambil langkah untuk melakukan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) dan beralih pada subsidi untuk energi baru terbarukan.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

“Pengembangan Biogas dan limbah skala mikro untuk energi akan tumbuh lebih cepat jika pemerintah memberikan dukungan untuk membiayai riset dan pengembangannya,” ujarnya.

Menurutnya, dukungan perbankan juga sangat diharapkan dalam pengembangan energi terbarukan. Dunia usaha meminta agar pihak otoritas keuangan dapat memberikan alokasi kredit khusus yang menarik.

“Di masa depan, kita perlu mempertimbangkan anggaran tambahan, seperti Malaysia misalnya, dengan menyumbangkan 1 persen dari biaya listrik,” kata dia.

Donny mengatakan, di samping masalah keuangan, ada banyak tantangan lainnya, seperti kesulitan dalam pengadaan lahan, proses perizinan, tata ruang yang tumpang tindih hingga data dan informasi yang terbatas. Masalah-masalah seperti ini yang menyulitkan pembangunan energi terbarukan di Indonesia, walaupun sebenarnya semua pihak telah memiliki tujuan dan orientasi yang jelas bagi pengembangan energi di masa depan.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Untuk mempercepat pembangunan dan investasi di sektor energi terbarukan, para Investor mengharapkan adanya insentif yang menarik serta peraturan yang mendukung untuk investasi,” pungkas Donny. (R11/RS3)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda