Stockholm, MINA – Menteri Pembangunan Swedia Per Olsson Fridh memperingatkan bahwa Afghanistan berada di ambang “keruntuhan” ekonomi.
Namun ia mengatakan, Pemerintah Swedia tidak akan menyalurkan bantuan pembangunan melalui Taliban, Press TV melaporkan.
“Negara ini berada di ambang kehancuran dan keruntuhan, itu datang lebih cepat dari yang kita duga,” katanya, Sabtu (23/10).
Dia memperingatkan krisis ekonomi saat ini dapat memberikan lingkungan bagi kelompok teroris untuk berkembang.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Sebanyak 27 negara Uni Eropa, termasuk Swedia, telah meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan sejak Taliban mengambil alih pada Agustus, tetapi telah menghentikan bantuan pembangunannya.
Fridh mengatakan, Swedia akan meningkatkan kontribusi kemanusiaan melalui kelompok masyarakat sipil Afghanistan.
Banyak negara lain dan lembaga multilateral juga telah menghentikan bantuan pembangunan ke negara itu, dengan alasan keengganan untuk terlibat dengan penguasa baru Taliban.
Pakistan, bagaimanapun, mengatakan, keterlibatan langsung dengan Taliban adalah satu-satunya cara untuk mencegah bencana kemanusiaan di Afghanistan.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Menteri Informasi Pakistan Fawad Chaudhry mengatakan pada Sabtu, keterlibatan dengan Taliban akan mendorong perlindungan hak asasi manusia dan pembentukan pemerintahan konstitusional yang inklusif.
Dia juga menyerukan pembebasan miliaran dolar aset Afghanistan yang telah dibekukan di luar negeri.
“Kita akan mendorong Afghanistan ke dalam kekacauan atau kita akan mencoba dan menstabilkan negara?” tanyanya.
Chaudhry mengatakan sudah waktunya Amerika Serikat, Cina dan kekuatan besar lainnya menetapkan kerangka kerja untuk pengakuan formal penguasa baru Afghanistan, dan untuk penghapusan sanksi PBB terhadap Taliban. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Mi’raj News Agency (MINA)