Swiss: Kelompok Yahudi Gagal Nyatakan Hamas sebagai Kelompok ‘Teroris’

Bern, MINA – Sejumlah kelompok komunitas Yahudi di Swiss gagal menetapkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina, , sebagai organisasi “teroris”, Arabi 21 melaporkan, Selasa (8/6).

Serangan militer Israel terbaru terhadap Jalur Gaza rupanya telah menyalakan kembali perdebatan di negara Eropa tentang status gerakan tersebut.

Federasi Komunitas Yahudi Swiss (SIG) dan Platform Yahudi Liberal di Swiss (PLJS) mengatakan pada 20 Mei bahwa Hamas “jelas ekstremis, teroris dan anti-Semit.”

Menurut Swissinfo.ch mereka menambahkan bahwa tidak dapat diterima bahwa “anggota Hamas bergerak bebas, mengumpulkan dana dan melakukan bisnis di Swiss.” demikian MEMO melaporkan.

Kedutaan Besar Israel di Bern mengeluarkan parnyataan serupa. Swiss adalah negara netral, tanpa aliansi formal dengan negara lain. Karena alasan inilah sering digunakan sebagai mediator dalam perselisihan internasional, dan menjadi tuan rumah negosiasi.

Radio Swiss melaporkan bahwa inilah mengapa mereka tidak mengambil sikap terhadap Hamas, karena mungkin diminta untuk menengahi antara gerakan Palestina dan Israel, misalnya.

“Sebagai bagian dari kebijakannya yang mendukung perdamaian di kawasan, penting untuk terus berdialog dengan semua pihak, serta melanjutkan upaya antara Israel dan Palestina atau antara Palestina sendiri, Hamas dan Fatah,” katanya.

Uni Eropa menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, dan karenanya tidak memainkan peran mediasi apa pun. Swiss bukan anggota blok tersebut.

Dengan Hamas sekarang dilihat sebagai partai politik Palestina terkuat bahkan di luar benteng Gaza, Swissinfo.ch mengatakan bahwa “dipertanyakan apakah melarang Hamas akan mencapai banyak hal.”

Ini mengutip pakar Timur Tengah Erich Gysling yang mengatakan kepada Luzerner Zeitung: “Hamas adalah pemenang di pihak Palestina. Kita harus menjaga dialog dengan mereka. Menyebut mereka teroris tidak akan menguntungkan siapa pun.”

Serangan Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 255 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, 40 wanita dan 17 orang tua. Ribuan lainnya terluka ketika rumah dan infrastruktur sipil dihancurkan oleh pemboman Israel selama sebelas hari. (T/R4/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.