Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sya’ban Datang Ramadhan Pun Menjelang

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 10 April 2019 - 09:46 WIB

Rabu, 10 April 2019 - 09:46 WIB

9 Views

 

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor, Redaktur Senior MINA

Bulan Rajab menandai peristiwa Isra’ Mi’raj selesai sudah, maka tibalah kini memasuki awal bulan Sya’ban, kemudian nanti Ramadhan. Insya-Allah.

Bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan menjelang puasa Ramadhan. Karena itu, di antara amalan utama di bulan Sya’ban ini adalah memperbanyak puasa sunnah. Manfaatnya secara fisik adalah semacam warming up (pemanasan) menjelang puasa satu bulan penuh.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Paling tidak, membiasakan Senin-Kamis pada bulan Sya’ban ini, insya-Allah banyak manfaatnya.

Hal ini seperti diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Seperti disebutkan di dalam hadits dari Usamah bin Zaid:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya:Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu bulan di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.(HR An-Nasa’i).

Bulan Sya’ban juga mengingatkan kepada umat Islam yang memiliki hutang puasa Ramadhan tahun lalu, agar segera membayar puasanya pada bulan Sya’ban.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Apalagi kaum akhwat yang secara umum punya halangan rutin bulanan. Jika Ramadhan tahun lalu masih punya hutang, maka diharapkan bulan Sya’ban ini bisa melunasinya. Sebab sang suami dan keluarga juga sedang memperbanyak puasa.

Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Bulan Sya’ban dikatakan juga sebagai bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (bulan Isra Mi’’raj) dan juga menanti bulan sesudah Sya’ban, yaitu bulan Ramadhan.

Tatkalah manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa pada bulan Sya’ban. Seperti disebutkan di dalam hadits:

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR An-Nasa’i dan Ahmad).

Semoga kita dapat menggunakan kehadiran bulan Sya’ban ini dengan latihan meningkatkan amaliyah sehari-hari. Mulai dari puasa sunah, shalat sunah, tadarus Al-Quran, bersedekah, hingga berjuang di jalan Allah.

Itu semua sebagai tanda bahwa kita telah bersiap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Indonesia
Indonesia