SYAFAAT adalah pertolongan atau bantuan yang diberikan kepada seseorang yang mengharapkannya. Syafaat dapat dilakukan di dunia maupun di akhirat.
Syafaat secara bahasa berasal dari kata asy-sayafa’ (ganda) yang merupakan lawan kata dari al-witru (tunggal), yaitu menjadikan sesuatu yang tunggal menjadi ganda, seperti membagi satu menjadi dua, tiga menjadi empat, dan seterusnya.
Sedangkan secara istilah, syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak madharat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang yang diberi syafaat atau menolak madharat untuknya.
Di akhirat nanti, Allah memberikan syafaat untuk hamba-hamba-Nya yang menjalankan puasa Ramadhan dan membaca Al-Qur’an.
Baca Juga: Cara Ampuh Buka Pintu Rezeki dan Sukses Sejati
Disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
Artinya : “Puasa dan Al-Qur’an itu memintakan syafaat untuk seseorang di hari Kiamat nanti. Puasa berkata : Wahai Tuhanku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Dan berkata pula Al-Qur’an : Wahai Tuhanku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” (H.R. Ahmad dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).
Disebutkan bahwa puasa dan Al-Qur’an dan menjadi syafaat bagi mereka yang mengamalkan kedua ibadah tersebut dalam hidupnya. Terlebih lagi pada bulan suci Ramadhan ini.
Baca Juga: Adab di Atas Ilmu: Fondasi Keberkahan dalam Dakwah
Jadi, ibadah Puasa Ramadhan dan bertadarus Al-Qur’an dapat menjadi amalan utama yang dapat mengantarkan pelakunya untuk mendapatkan pertolongan dari Allah kelak pada hari akhirat.
Ini dikarenakan dengan ibadah puasa, seseorang telah mencegah dari memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari. Sehingga dengan puasanya itu yang tentu dikerjakan dengan iman semata mengharap ridha Allah, dapat menjadi penyebab syafaat (pertolongan) dari baginya.
Demikian halnya membaca Al-Qur’an, yang menyebabkannya mencegah seseorang dari tidur di malam hari, untuk membaca Al-Qur’an, atau waktunya lebih banyak tersita dengan Al-Qur’an. Maka amalan membaca Al-Qur’an itu pulalah yang dapat mengantarkannya memperoleh syafa’at dari Allah.
Terlebih membaca Al-Qur’an pada bulan Al-Qur’an Ramadhan, yang merupakan amaliah utama.
Baca Juga: Ramadhan: Saat Empati dan Kebersamaan Menyatu dalam Ibadah
Imam Hassan Al-Banna pernah memberikan petuah untuk para aktivis dakwah dalam kalimat, “Pesanku kepada kalian wahai saudara-saudara, hendaklah senantiasa menghubungkan diri kalian dengan Al-Qur’an pada setiap detik dan masa. Andaikata saudara melakukan sedemikian, niscaya saudara akan merasa betapa agungnya Pencipta yang Maha Tinggi itu. Sebenarnya siapa yang berbuat demikian tidak dapat tidak akan bertambah keimanan terhadap keagungan Pencipta, lalu bertambah lagi ketundukannya kepada kekuasaan-Nya”.
Begitulah, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun menjanjikannya dengan sabdanya:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
Artinya: “Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari akhirat kelak sebagai pemberi syafaat kepada tuannya.”(H.R. Muslim).
Baca Juga: Menjadi Dai yang Dirindukan: Merajut Dakwah dengan Akhlak dan Kasih Sayang
Ini pula yang membedakan membaca Al-Qur’an walaupun belum mengetahui maknanya, akan mendapatkan pahala dari setiap huruf yang diucapkannya.
Seperti disebutkan di dalam hadits:
تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.
Artinya : “Pelajarilah Al-Qur’an ini, karena sesungguhnya kalian akan diberi pahala dengan membacanya setiap hurufnya sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Riwayat Ad-Darimy).
Baca Juga: Kewajiban Berbakti kepada Orangtua
Karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan keadaan setiap penghuni rumah tangga Muslim agar menghiasi rumahnya dengan alunan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Sebab, rumah yang di dalamnya tidak dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an akan banyak keburukan perilaku, kegersangan jiwa, dan kesempitan pandangan kehidupan.
Apalagi pada bulan suci Ramadhan. Kita dianjurkan memperbanyakkan bacaan Al-Qur’an di dalamnya karena ia adalah bulan Al-Qur’an.
Bahkan, khusus sepanjang bulan Ramadhan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertadarus Al-Qur’an di hdapan Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam.
Untuk itu, marilah kita mengkhususkan waktu pada bulan Ramadhan ini untuk memasang target membaca Al-Qur’an paling sedikit satu bulan khatam Al-Qur’an, syukur bisa lebih.
Baca Juga: 7 Rahasia Hidup Bertetangga dalam Islam
Kapan lagi kalau bukan sekarang momentumnya bulan Ramadhan, ketika pahala membaca Al-Qur’an dilipatgandakan?
Semoga kita dapat mengamalkannya, dan kita mendapatkan syafaat dari Allah melalui amaliyah puasa bulan Ramadhan dan membaca Al-Qur’an di sepanjang bulan Ramadhan ini. Aamiin. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Doa Berlindung dari Empat Perkara