Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syafruddin: Lokomotif Perubahan Bangsa Dimulai dari Pesantren

Rana Setiawan - Kamis, 24 Februari 2022 - 17:22 WIB

Kamis, 24 Februari 2022 - 17:22 WIB

9 Views

Ponorogo, MINA – Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol (Purn) DR. H. Syafruddin menegaskan, umat Islam sebagai masyarakat mayoritas di Indonesia harus menjadi lokomotif perubahan, dan perubahan tersebut dimulai dari pesantren.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Syafruddin mengunjungi Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur, Kamis (24/2).

Haji Syafruddin diterima oleh Pimpinan Pondok Modern Gontor, yaki KH. Hasan Abdullah Sahal, Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasy, MA., Drs. KH. Akrim Maryat, Dipl.Ad.Ed dan Direktur KMI KH. Masyhudi Subari, MA.

Kunjungan dalam rangka silaturahim dan membicarakan berbagai hal khususnya perkembangan umat Islam di Indonesia.

Baca Juga: Hari Terakhir Pelunasan, Seluruh Kuota Haji Khusus 1446 H/2025 M Sudah Terisi

Kiai Hasan Sahal dalam sambutannya mengapresiasi tugas dan fungsi DMI dalam memajukan umat. Menurutnya, umat Islam di Indonesia harus bersatu, bersinergi, jangan mau dikotak-kotak atau dibelah.

“Kita harus solid, kuatkan persamaan dan kebersamaan, supaya tidak mudah terbelah,” kata Kiai Hasan.

Sementara Haji Syafruddin mengapresiasi Gontor yang sejak dulu sebagai lembaga pendidikan, yang terus membina dan mengedepankan persatuan umat Islam, sebagai perekat umat.

Sebelumnya, Haji Syafruddin berkunjung ke Universitas Darussalam Gontor dan bersama Rektor UNIDA Gontor Prof. Dr. KH. Hamid Fahmi Zarkasyi, MA., memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa.

Baca Juga: Penelitian Terbaru, Gen Z di AS Pro Perjuangan Palestina dan Anti Israel

Di depan mahasiswa UNIDA, Ketua Yayasan Indonesia Mengaji itu memaparkan tentang tantangan bonus demografi bangsa Indonesia dan peluang anak-anak muda untuk tampil menjadi pemimpin di masa depan.

Kunjungan diakhiri dengan ziarah ke Makam Kiai Ageng Muhammad Besari di Tegalsari, Ponorogo. Tegalsari memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan pesantren di Indonesia, karena muara dari hampir semua pesantren adalah Tegalsari, baik secara nasab maupun sanad keilmuan.

Dari Tegalsari itulah lahir pesantren-pesantren Salafiyah dan Asy’ariyah yang kini menjadi mainstream pesantren di Indonesia. Usai dari Tegalsari, rombongan Haji Syafrudin bertolak ke Ponpes Tremas, Pacitan.(R/R1/P2)

 

Baca Juga: ICMI Resmikan Program Desa Cendikia dan Masjid Siti Aminah Hadiwardoyo

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
Indonesia
MINA Millenia
MINA Millenia