Banda Aceh, MINA – Syaikh Ayyub Azhari Al-Jazairi mengatakan, setiap orang yang hidup di dunia mengharapkan kebahagiaan, ketenangan serta terbebas dari segala rasa takut dan khawatir dalam menjalani kehidupannya, bahkan tidak cukup di dunia, seorang muslim pun sangat bercita-cita meraih kebahagiaan di akhirat kelak.
Hanya saja, sumber kebahagiaan itu hanya bisa didapatkan dari Allah selaku Sang Khaliq Pencipta manusia. Pengakuan diri seorang hamba kepada Allah selaku Rabb-nya harus diikuti dengan penuh keyakinan dan bertauhid secara benar dan nyata sebagai pembuktian dalam tingkah laku perbuatan sehari-hari.
Karena dengan menjadi ahli tauhid yaitu hanya menyembah kepada Allah semata, tiada Tuhan selain-Nya, tidak menyekutukan-Nya, hanya berharap dan meminta pertolongan kepada Allah dan yakin segala sesuatu yang terjadi di dunia terhadap makhluk karena Allah yang mengaturnya, maka itulah kunci kebahagiaan yang paling hakiki dan hati menjadi tentram.
Demikian antara lain diterangkan oleh Syaikh Ayyub Azhari Al-Jazairi, Syaikhul Ma’had Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kale saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Jumat (9/10).
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
“Jelaslah, tauhid itulah yang menjadi landasan untuk mengantarkan seseorang manusia selaku hamba Allah kepada kebahagiaan yang sebenarnya. Sebab mentauhidkan Allah adalah tujuan diciptakannya manusia,” ujar Syaikh Ayyub Azhari Al-Jazairi pada pengajian yang dipandu moderator sekaligus penerjemah, Tgk. Edi Syuhada.
Dijelaskannya, karena meyakini segala sesuatu yang terjadi pada diri seorang manusia tidak terlepas dari kuasa dan kehendak Allah, maka seorang ahli tauhid juga akan terbebas dan jauh dari segala penyakit-penyakit hati seperti iri, dengki, hasut, khianat, takabbur dan sombong.
Orang ahli tauhid tidak akan pernah iri dan dengki kepada orang lain yang memiliki kelebihan seperti orang kaya, orang punya kedudukan/jabatan, orang yang lebih pintar/alim, dan kelebihan lain karena itu semua diyakini Allah yang berikan, dan tidak ada hak manusia untuk iri dan tidak senang. Tidak senang pada kelebihan seseorang, berarti sama dengan tidak senang kehendak Allah.
“Ahli tauhid tenang-tenang saja melihat orang lain punya kelebihan, karena itu Allah yang berikan. Kita selaku hamba Allah tidak punya hak apa-apa untuk memprotes Allah yang telah memberikan kelebihan/kejayaan atau kejatuhan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Allah yang paling berkuasa atas makhluknya, kita hamba yang lemah dan tidak berdaya ini, harus terima apapun kehendak Allah. Seseorang yang hebat di mata manusia, itu karena Allah yang mau,” tegasnya.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Ahli tauhid menerapkan nilai akidah secara maksimal dalam hidup, bahwa semuanya ada campur tangan Allah pada orang kaya atau miskin, pemimpin atau rakyat, orang alim atau awam. Sehingga seorang manusia itu tidak lantas sombong dan takabbur atas secuil kelebihan harta, jabatan atau ilmu yang Allah berikan.
”Tidak harus iri kepada profesi orang lain. Syukuri yang telah berikan agar bahagia. Allah dalam memberikan sesuatu kelebihan kepada hamba-Nya tidk ada yang sempurna. Setiap orang ada sisi lebih dan kurang. Seorang yang terlihat kaya dan punya jabatan sebagai bos terkadang keluarganya bermasalah, bahkan tidak punya anak. Begitu juga dengan seorang yang kurang harta dan hanya staf biasa, tapi punya keluarga yang harmonis dan bahagia,” terang Syaikh Ayyub
Guru rohani mahasiswa Aceh di Mesir ini menambahkan, seorang ahli tauhid juga meyakini dengan penuh bahwa hanya Allah semata sebagai pemberi rezeki kepada semua makhluk-Nya. Rezeki bukan urusan kita. Tapi Allah yang atur dengan kita sedikit berusaha.
Beginilah hubungan akidah dgn kaitan sehari-hari. “Kalau seseorang yakin dengan itu, maka dia tidak akan membatasi 2 anak untuk mencukupi kebutuhannya, tapi justru akan menikahi 4 istri dan memiliki puluhan anak karena yakin Allah memberi rezeki dan mencukupi semuanya, dan tidak khawatir sedikitpun dengan rezeki,” jelasnya.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Sementara program membatasi anak adalah dari orang-orang yang tidak yakin adanya Allah sebagai pemberi rezeki yaitu orang-orang atheis di Barat seperti Amerika dan Eropa.
Orang ahli tauhid juga sangat yakin setiap makanan yang dimakan tidak bisa menciptakan kenyang tapi Allah yang mengeyangkan, air tidak bisa menghilangkan haus tapi Allah yang mengilangkan haus, sembuh dari penyakit juga oleh Allah bukan karena obat. Jika yakin dengan semua ini, pasti akan hidup dengan tenteram dan tenang, dan tidak khawatir sedikitpun. Karena tidak ada satupun yang tidak diatur oleh Allah.
Dia yakini akan hidup seperti seorang raja, karena menyerahkan semua kepada Allah. “Hidup orang ahli tauhid lebih senang dari raja-raja yang berkuasa. Karena tidak ada iri dan dengki kepada kelebihan orang karena itu semua datang dari Allah. Dunia ini tempat ujian, bukan tempat bersenang-senang, dia akan sabar atas segala ujian. Intinya akan merasakan kebahagiaan dalam hidup tidak berkeluh kesah,” terangnya.
Karena tauhid sebagai landasan yang akan mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan dunia dan akhirat maka Allah pun meridhai ahli tauhid. Ahli tauhidlah yang akan mendapatkan jaminan surga dari Allah. Ahli tauhid adalah orang-orang yang akan berbahagia dengan syafaat dari Rasulullah. Tauhid pula yang menjadi kewajiban terakhir atas seorang hamba.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
“Jalan selamat bagi manusia untuk menggapai kebahagiaan di dunia maupun akhirat dengan meluruskan tauhid. Dengan tauhid anugerah Allah akan senantiasa dilimpahkan-Nya kepada para muwahidin. Semoga Allah memberikan kita termasuk golongan ahli tauhid,” pungkasnya. ( /AP/P1 )