Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah

Nur Hadis Editor : Ali Farkhan Tsani - 17 detik yang lalu

17 detik yang lalu

0 Views

Penutupan Daurah Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid An-Nubuwwah, Kompleks Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Ahad, 24 November 2024. (Foto MINA) *AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam* .. Klik disini untuk baca berita lengkapnya: https://minanews.net/awg-daurah-baitul-maqdis-jadi-titik-balik-radikal-untuk-perjuangan-umat-islam/

Lampung Selatan, MINA – Syaikh Prof. Dr. Abd al-Fattah El-Awaisi, guru besar geopolitik asli Palestina, mengatakan  menyebut-nyebut nama Baitul Maqdis dalam pembicaraan merupakan bentuk kecintaan terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.

“Ketika kita mencintai seseorang, maka kita akan menyebutnya, dan memanggilnya dengan sebutan yang terbaik. Begitupula dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menyebut nama Baitul Maqdis, kitapun menyebutnya,” Syaikh El-Awaisi di hadapan lebih dari 500 peserta dalam acara Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis hari ketiga, di Masjid An-Nubuwwah, Kompleks Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Ahad (24/11).

Tentu setelah menyebutnya, adalah mencoba merealisasikannya, diawali dari menumbuhkan rasa empati dan peduli pada Baitul Maqdis, lalu ke level ingin membebaskannya dari belenggu penjajahan Zionis Yahudi.

“Di sini peran ilmu sangat penting. Banyak sekali ayat di dalam Al-Quran tentang keutamaan ilmu, salah satunya pada surah Al-Mujadalah ayat 11. Ilmu adalah pondasi iman, dan iman adalah pondasi perjuangan kita. Tanpa ilmu, kita tidak dapat beriman dengan benar, apalagi berperang. Ilmu adalah hal yang perlu kita persiapkan terlebih dahulu dalam upaya pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Baitul Maqdis,” tegasnya.

Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam

Syaikh El-Awisi menambahkan, pembebasan Masjidil Aqsa dan BAitul Maqdis menjadi perbincangan dan diskusi para sahabat. Demikian juga menjadi pembicaraan umum pada masa Umar Bin Khattab, hingga pasukannya sejumlah 35.000 orang di bawah panglima Abu Ubaidah bin Jarah mampu menaklukkan Baitul Maqdis, Palestina. Lalu pada masa Panglima Salahuddin Al-Ayubi dalam perjuangannya menghadapi perang Salib.

“Berdasarkan hal itu, ilmu memiliki peran sangat penting dalam menyusun strategi pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Baitul Maqdis,” lanjutnya.

Untuk menumbuhkan semangat ilmu, dia menganjurkan setiap rumah tangga Muslim, untuk membangun sunnah di setiap keluarga dengan membaca surah Al-Isra setiap malam.

“Membaca Surat Al-Isra menjadi salah satu kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Orang Muslim yang paling utama adalah mereka yang menghidupkan sunnah-sunnah yang telah ditinggalkan, termasuk emmbaca Surat Al-Isra pada setiap malam.

Baca Juga: Shuling Kota Sabang, Ustaz Arif Ramdan Ajak Jamaah Peduli Masjid Al-Aqsa

“Bayangkan, jika lantunan Al-Isra digaungkan oleh ayah, ibu dan anak-anak setiap malam, sampai bertahun-tahun. Betapa besar berkah yang menyinari rumah itu. Karena itu, membaca Surat Al-Isra dan berbicara tentang Baitul Maqdis pun adalah bagian dari Sunnah Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam,” imbuhnya.

“Barang siapa yg merasakan manisnya iman, pasti ia tidak akan meninggalkannya, dan barangsiapa yang lisannya senantiasa melantunkan Al-Isra dia akan menemukan nikmatnya, membaca surat Al-Isra maka hati dan pikiran selalu tertaut dengan Masjidil Aqsha,” katanya.

Dalam sesi akhir penyampaian materi, sebagai bentuk kiprahnya dalam studi selama kurang lebih 35 tahun dalam riset dan menyiarkan ilmu yang telah terkandung dalam bukunya yang berjudul “Introducing Islamic Jerusalem” ia memberi kesaksian dengan lantang.

“Aku bersaksi dan Allah menyaksikanku, aku bersaksi jika nanti di akhirat aku dimintai pertangunggjawaban atas kesaksianku, aku bersaksi aku telah menyampaikan kesaksianku tentang Baitul Maqdis),” ucapnya.

Baca Juga: Kumpulan Khutbah Jumat tentang Bahaya Judi Online Dikebut

“Jadilah guru yang menyampaikan pengetahuan tentang Baitul Maqdis ini ke murid-muridnya, jadilah ibu yang menyampaikan ke anak-anaknya, dan jadilah seseorang yang menyampaikan ke keluarganya,” lanjutnya.

Hadir dua guru besar asli Palestina, yaitu Syaikh Prof. Dr. Abd Al-Fattah El-Awaisi (guru besar geopolitik dunia Islam) dan Prof. Dr. Mahmoud HM Anbar (Guru Besar Tafsir Al-Qur’an Universitas Islam Gaza).

Pembicara lainnya, Duta Al-Quds Ali Farkhan Tsani, Bilal Anbar (Ketua AWG Biro Gaza), dan Fikri Rofiul Haq (Relawan Rumah Sakit Indonesia di Gaza). Daurah dibuka dan ditutup oleh Pembina Utama AWG, Imaam Yakhsyallah Mansur.

Berbagai materi penting dibahas dalam dauroh ini, seperti Kajian Ayat-Ayat Baitul Maqdis, Lingkaran Keberkahan Baitul Maqdis, Strategi Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam dalam Pembebasan Baitul Maqdis, Geopolitik Dunia Islam, Hubungan Indonesia dan Palestina, hingga urgensi berjamaah dalam mendukung pembebasan Baitul Maqdis dan kemerdekaan Palestina. []

Baca Juga: Rakor Haji untuk Maksimalkan Penyelenggaraan Tahun Depan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda