Jakarta, MINA – Direktur Manajer Al-Mojamma Al-Islami Association, Khan Yunis, Gaza, Palestina, Muhammad Ismail Hamdan Al-Masri melakukan kunjungan silaturahim kepada Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (Prima DMI).
Kunjungannya disambut Ketua Umum PP Prima DMI, Ahmad Arafat, beserta jajaran, di Jakarta Pusat, Jumat (3/2/2023).
Dalam pertemuan tersebut Hamdan menyampaikan kondisi terkini di Masjid Al-Aqsa dan Jalur Gaza. “Dalam kunjungan ini, petama-tama kami berterima kasih atas upaya masyarakat Indonesia untuk meringankan penderitaan saudara-saudaranys di Palestina Palestina. Semoga Allah membalas segala amal perbuatan dan menambah pahala amal kebaikan,” kata Muhammad Hamdan.
Dia menjelaskan situasi terkini di Masjid Al-Aqsa, hal-hal yang berkaitan dengan penodaan, penistaan, dan kekerasan yang dilakukan zionis Israel di Masjid Al-Aqsa. Syaikh Hamdan juga menyampaikan kondisi di Jalur Gaza yang kemiskinan kini semakin meningkat hingga 70 persen.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Ahmad Arafat menjelaskan, momen spesial silaturahim ini untuk meningkatkan kepedulian atas perjuangan umat Islam di Palestina sebagai bangsa yang tertindas oleh Zionis Israel, sebagai negara yang menyatakan untuk merdeka dan berdaulat, karena Palestina dan Indonesia merupakan dua negara yang saling mendukung kemerdekaan.
“Kunjungan tersebut dalam rangka menjalin silaturahim dan penjajakan kerjasama program kemanusiaan dalam bidang pendidikan di Jalur Gaza Palestina. Kami menyatakan simpati dan kepedulian yang sangat prihatin dan mendalam atas krisis kemanusiaan dan pencaplokan wilayah yang terjadi di Palestina. Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan dan bantuan bagi perjuangan bangsa Palestina meraih kemerdekaaannya,” kata Arafat.
Lebih lanjut Syaikh Ismail menjelaskan, Al-Mojamma Al-Islami Association, Khan Younis adalah lembaga amal yang didirikan pada tahun 1978 M dengan mendapatkan lisensi dari kementerian dalam negeri dan pendidikan Palestina.
Asosiasi bekerja untuk menyediakan layanan pendidikan melalui inkubator pendidikan yang diwakili oleh Sekolah Model Al-Aqsa yang menampung lebih dari 2.200 siswa; ratusan dari mereka adalah yatim piatu.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
lembaga ini juga menjadi wadah dalam memberikan layanan bantuan kepada ribuan anak yatim dan keluarga miskin di jalur Gaza.
Asosiasi Al Mojamma Al Islami bekerja keras dan bekerja sama dengan organisasi di dalam dan di luar Jalur Gaza karena berusaha menyediakan alokasi keuangan untuk mendukung program yang diberkahi ini.
Hamdan juga mengungkapkan, kondisi Gaza yang masih diblokade selama 17 tahun lamanya, semakin sulit karena situasi negara-negara teluk yang selama ini membantu, kini nyaris menurun signifikan karena ada pembatasan-pembatasan dari pemerintahan meraka.
“Yayasan pendidikan kami yang memilikitiga3 sekolah dengan 1.000 siswa dan enam taman kanak-kanak dengan 3.000 anak di Gaza mengalami krisis, karena hal itu utamanya setelah tahun 2017 makin tahun makin sulit bantuan ke Gaza,” pungkasnya.
Selanjutnya, Arafat menilai masa depan peradaban Islam yang bangkit dan jaya di era akhir jaman, tentunya tidak terlepas dari terwujudnya nubuwwah dari Rasulullah akan tanda-tanda kebangkitan Islam tersebut.
Menurutnya, hal ini termasuk bagaimana kondisi Palestina yang sekian lama tertindas, terjajah dan terdesak bisa berubah menjadi lebih baik dan lebih solid.
“Ini adalah panggilan masa depan bagi generasi muda umat Islam untuk menyongsong kebangkitan peradaban Islam tersebut sejak hari ini. Para pemuda muslim harus bersiap diri dengan menempa diri, menemukan jati diri dan mengasah kekuatan ruhani dan semangat juangnya – dan itu bisa dimulai dari memakmurkan masjid,” pungkas Arafat.(L/R1/P2)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)