Bekasi, (MINA) – Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Manarah Al Islamiyah Arab Saudi, Syaikh Khalid Al Hamudi mengunjungi Pondok Pesantren Nuu Waar Ma’had Tahfidz Al-Qur’an di Kampung Bunut, Desa Tamansari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/7).
“Pesantren Nuu Waar merupakan salah satu sarana dakwah Yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), yang fokus dalam pengembangan generasi Muslim Nuu Waar (Irian Jaya). Pesantren Nuu Waar menampung kurang lebih 500 santri putra-putri asal Papua,” kata Fadlan Garamatan Ketua AFKN saat diwawancarai di Bekasi.
Kunjungan Ketua Yayasan al-Manarah al-Islamiyah tersebut disambut meriah dengan iringan shalawat para santri, tenaga pengajar, pengurus AFKN dan Ketua AFKN Ustadz Fadlan Garamatan.
“Setibanya di pesantren, Syeikh Khalid Al Hamudi disambut dengan tradisi khas Papua dalam menghormati tamu, yaitu dengan mengarak Syeikh di atas kursi oleh para santri kami,” ujar Fadlan.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Dalam sambutannya Syeikh Khalid memberikan untaian nasihat dan semangat kepada para santri yang mayoritas berasal dari Indonesia Timur itu tentang keutamaan al-Qur’an.
“Ketahuilah dengan membaca al-Qur’an, (dzikir) kepada Allah, akan menenteramkan hati,” ungkap Khalid mengutip Surat Ar-Ra’d ayat 28.
Khalid berpesan kepada para santri yang menuntut ilmu agar berusaha menjaga pintu surga yang Allah titipkan kepada ayah dan ibu mereka, juga agar berbakti kepada kedua orangtua.
“Para santri juga dipesankan agar senantiasa menanamkan tiga perkara dalam kehidupan mereka. “(Pertama), penuntut ilmu hendaknya memperbaiki niat ikhlas hanya berharap ridha Allah Subhanahu Wata’ala,” kata Khalid.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Kemudian Kedua, agar menghiasi ilmunya dengan kesabaran, karena seorang penuntut ilmu yang tidak memiliki kesabaran diibaratkan jasad tanpa ruh. Dan terakhir, berlaku lemah lembutlah dalam mengajarkan ilmu yang dimiliki. Khususnya kepada sesama umat Islam.
Sebelum memberikan nasehat,Khalid membimbing seorang wanita paruh baya non-Muslim bersama anaknya untuk bersyahadat masuk Islam. Wanita itu bernama Grace Ekasetiani dan anaknya Lady Kristiani Noviani. dan menggantikan nama Grace dengan Asma dan nama Lady dengan Sumayyah. (L/R03/RS3)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas