Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syaikh Mahmoud Anbar Gaza Terangkan Makna Tersirat dari Surah Al-Fatihah

Widi Kusnadi Editor : Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 7 Desember 2024 - 07:02 WIB

Sabtu, 7 Desember 2024 - 07:02 WIB

25 Views

Prof. Dr. Mahmoud Hashem Anbar (Photo: Iwan/MINA)

Bogot, MINA – Ulama asal Gaza, Palestina Syaikh Mahmoud Anbar menerangkan makna yang tersirat dari surah Al-Fatihah yang memiliki banyak manfaat dan keutamaan bagi umat manusia, khususnya umat Islam.

“Surah Al-Fatihah diawali dengan huruf bi, seolah-olah mengatakan bahwa aku membaca Al-Quran ini dengan nama Allah Yang Maha Rahman dan Rahim,” ujarnya di hadapan jamaah Masjid At-Taqwa, ponpes Al-Fatah Pasirangin, Cileungsi, Bogor, Sabtu (7/12).

“Selanjutnya makna Ar-Rahman adalah keutamaan yang dimiliki Allah yang diberikan kepada semua makhluknya, sementara Ar-Rahim adalah sifat-Nya terkhusus bagi orang-orang Mukmin di akhirat nanti,” lanjutnya lagi.

Sedangkan kata Al-Hamdu berbeda makna dengan syukur. Kata Al-Hamdu digunakan untuk segala situasi, baik saat senang atau sedih, sedangkan syukur digunakan pada saat senang dan mendapat anugerah.

Baca Juga: Penyaluran Dana BOSP 2025, Tahap Pertama Mulai Januari

Kata “Rabbil Alamin” adalah tuhan semesta alam, yaitu Tuhan bumi, langit dan seluruh makhluk yang ada di antara keduanya.

Kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim pada ayat selanjutnya, Allah ingin menggabungkan dua hal, bahwa kasih sayang Allah sangat luas, tiada berbatas.

Kata Maliki Yaumiddin, mengabarkan kepada manusia bahwa ada hari pembalasan setelah mereka hidup di dunia. Allah SWT menekankan Dialah Raja di Hari Pembalasan itu karena Dialah yang mengatur semua itu.

Ayat selanjutnya menegaskan kepada manusia bahwa hanya kepada Allah-lah mereka harus menyembah dan tidak ada Dzat lain yang layak disembah selain-Nya.

Baca Juga: Kemlu Sambut Keanggotaan Penuh Indonesia di BRICS

Makna lainnya dari ayat di atas, hendaknya manusia mendahulukan ibadah daripada meminta kepada-Nya. Apabila ingin meminta sesuatu maka pujilah dahulu Tuhanmu, beribadah lah kepadanya hingga Allah mengabulkan doamu.

Ayat selanjutnya menekankan pentingnya manusia mengetahui jalan yang lurus. Jalan itu hanyalah didapatkan oleh mereka yang meminta kepada Tuhannya, Allah Yang Maha memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

Jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh pada nabi, rasul syuhada dan orang orang soleh yang telah disebutkan dalam ayat Al-Qur’an yang lain.

Adapun orang yang tidak mendapat jalan yang lurus (hidayah) adalah orang Yahudi dan Nasrani. Kaum Yahudi dimurkai Allah karena mereka membunuh para nabi, membangkang perintah-perintahnya dan melakukan berbagai kejahatan dan kemaksiatan.

Baca Juga: Mahasiswa UIN Jambi Raih Penghargaan di Kejuaraan Pencak Silat Nasional

Sementara Kaum Nasrani mereka menyekutukan Allah, menganggap Dia memiliki anak dan berlebih-lebihan dalam ibadahnya hingga melampaui batas.

Kata Aamiin bukan merupakan ayat dalam Al-Fatihah, namun erat kaitannya dengan surah Al-Fatihah. Amin adalah bacaan agar doa-doa kita diijabah Allah.

“Mengucapkan aamin yang benar adalah sesaat ketika imaam sudah mengucapkannya, bukan mendahului imaam. Karena para Malaikat juga mengucapkan aamiin ketika imam selesai membaca Al-Fatihah,” jelasnya.

Dalam sebuah hadits dikatakan, barang siapa makmum yang mengucapkan aamiin bersamaan dengan para Malaikat maka diampuni dosa-dosanya dan diijabah doa-doanya. []

Baca Juga: Yayasan Geutanyoe Aceh Salurkan Bantuan untuk Pengungsi Rohingya

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Palestina