Bogor, MINA – Syariat Al-Jamaah atau ajaran tentang pentingnya persatuan dan tidak berpecah belah telah ada sejak masa Nabi Nuh Alaihi Salam.
Imaam Yakhsyallah Mansur menyebut bawah hal itu ditegaskan dalam surat Asy-Syuraa ayat 13, yang menyebutkan bahwa Allah telah menetapkan syariat yang sama bagi para nabi dan rasul, mulai dari Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, hingga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.
“Para nabi sebelumnya menggunakan kata washo (وصّى) (yang bermakna memberi wasiat atau pesan penting), sedangkan untuk Nabi Muhammad digunakan kata auhaina (أوحينا), (yang berarti “Kami wahyukan”),” kata Imaam Yakhsyallah dalam Ta’lim Markas 1 dengan tema “Jama’ah Imamah, Solusi Problematika Umat” yang diselenggarakan di Masjid Jami’ Al-Anshor, Pasirangin Cileungsi, Kabupaten Bogor, Ahad (18/5).
Hal ini menunjukkan kesinambungan misi kenabian dalam menyeru umat kepada agama yang satu dan tidak berpecah-belah.
Baca Juga: Seruan Kemanusiaan dari Monas Jakarta, Hentikan Genosida di Gaza
Namun, dalam realitanya, ajakan untuk bersatu dalam Al-Jamaah sering kali ditolak, terutama oleh kaum musyrik. Mereka menjadi penghalang terbesar dalam mewujudkan persatuan umat. Padahal, Allah memerintahkan agar umat Islam bersyukur karena telah dipilih untuk menegakkan agama-Nya dan tidak bercerai-berai.
“Pertanyaannya, mengapa masih ada orang yang tidak mau diajak bersatu?” kata Imaam.
Ia menjelaskan, penolakan ini bukan karena tidak tahu, tapi karena sikap melampaui batas, keingkaran, penentangan, serta sifat iri dan dengki.
“Mereka tahu kebenaran, bahkan tahu bahwa Muhammad adalah utusan Allah, namun mereka tidak mau menerima karena Muhammad berasal dari bangsa Arab, bukan dari kalangan Yahudi, atau bukan dari suku mereka sendiri,” jelasnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan Sore Hari
Fanatisme kesukuan dan kebangsaan menjadi penghalang untuk menerima kebenaran yang telah nyata. Inilah ujian persatuan dalam Islam, bukan semata pada ilmu, tapi juga pada kemurnian hati dan kesiapan menerima kebenaran meskipun datang dari luar kelompok sendiri.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Memburuk, Warga Rentan Wajib Memakai Masker