Jakarta, MINA – Syarikat Islam (SI) melalui Gugus Tugas Anti Islamphobia SI mengecam keras pernyataan dua politisi India baru-baru ini yang merendahkan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan keluarganya.
“Untuk itu kami menuntut Pemerintah Indonesia untuk memanggil pulang Dubes Indonesia yang ada di sana,” kata Yudhi Irsyadi Syafii, Sekretaris Gugus Tugas Anti IslamphobiSyarikat SI di Jakarta kepada MINA, Selasa (7/6).
Dua politisi India yakni Juru Bicara Nasional Partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma, dan Kepala Operasi Media BJP, Delhi Naveen Kumar Jindal, mengeluarkan komentar yang menghina Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan sang istri Aisyah.
Sharma melontarkan penghinaan kepada Nabi Muhammad dalam sebuah acara debat di stasiun televisi pada pekan lalu. Sementara Jindal dilaporkan telah mencuitkan pesan di Twitter yang juga bernada penghinaan terhadap junjungan umat Islam tersebut.
Yudhi juga mengatakan, pihaknya menuntut BJP untuk meminta maaf secara resmi dan terbuka terkait masalah ini dan menyeret pelakunya untuk diadili.
“Karena pada dasarnya pernyataan ini bertentangan dengan Resolusi PBB mengenai Combating Islamophobia yang ditetapkan pada tanggal 15 Maret 2022 lalu,” ujarnya.
Apabila BJP tidak mau meminta maaf secara resmi dan terbuka serta menyeret pelakunya ke pengadilan, maka kami menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memboikot produk-produk dari India.
Pernyataan tersebut telah menyulut bentrokan di negara bagian India dan memantik kecaman serat protes negara-negara seperti, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Pakistan dan Indonesia.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Akibat pernyataan tersebut, Partai BJP mengambil tindakan kepada Sharma dan Jindal. Sharma diskors dari keanggotaan utama partai, sementara Jindal dikeluarkan.
Pertahanan Ideologi Syarikat Islam (PERISAI) diagendakan akan mengadakan aksi damai di Kedubes India di Jakarta pada Jumat depan (10/6).(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah