Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syeikh Khalid Banat: Ada 4 Indikator Kemenangan Thufanul Aqsha

Nur Hadis Editor : Widi Kusnadi - 21 detik yang lalu

21 detik yang lalu

0 Views

Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds, Syeikh Khalid Banat saat mengisi materi Dauroh Baitul Maqdis yang digelar Aqsa Working Group (AWG), Ahad (3/11) di Aula Radio Silaturahim, Bekasi, Jawa Barat. (Photo: Dok. AWG)

Bekasi, MINA- Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds, Syeikh Khalid Banat memaparkan ada empat indikator kemenangan Thufanul Aqsa. Hal ini dipaparkannya pada Dauroh Baitul Maqdis yang digelar Aqsa Working Group (AWG), Ahad (3/11) di Aula Radio Silaturahim, Bekasi, Jawa Barat.

Indikator pertama, kata Syeikh Banat, berubahnya pandangan terkait simbol kebanggaan warga Palestina. Dahulu, warga Palestina jika saling bertemu yang jadi kebanggaan dan ditanyakan berapa banyak harta, kebun dan anak.

“Sedangkan saat ini ketika bertemu, mereka akan saling bertanya berapa banyak syuhada yang ada di keluarga kalian,” kata Syaikh Banat pada Dauroh Baitul Maqdis yang merupakan rangkaian kegiatan Bulan Solidaritas Palestina juga menghadirkan pemateri lain, Duta Al-Quds Internasional dan Alumni Mu’assasah Al-Quds Ad-Dauliyah Yaman, Ustadz Ali Farkhan Tsani juga relawan yang juga insinyur pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Ir. Nur Ikhwan Abadi.

Indikator kedua, saat ini setiap rumah di Gaza Palestina, pasti ada penghafal Al-Qur’an. “Dahulu tahun 80-an di Gaza, Hafidz Al-Qur’an hanya ada beberapa orang. Untuk mencari seorang Hafidz Qur’an bukanlah perkara mudah, namun keadaan mulai berubah setelah Gaza mengalami konflik besar. Untuk mencari hafidz Qur’an sangat mudah bahkan setiap rumah di pelosok negeri Palestina hampir semuanya ada hafidz Al-Qur’an,” ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Darurat Narkoba, BNN: 312 Remaja Terpapar

Adapun Indikator ketiga, dunia semakin terbuka matanya bahwa apa yang dilakukan Israel telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). “Bahkan sudah banyak Negara, Organisasi dan Aktivis HAM yang mulai memperhatikan penderitaan rakyat Palestina” katanya.

Keempat, Kaum Muslimin mulai bersatu untuk memperjuangkan Palestina dengan Al Qur’an, Sunnah dan Jihad Fii Sabilillah.

“Kaum Muslimin di berbagai penjuru dunia semakin mempererat persatuan mereka dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber kekuatan dan inspirasi perjuangan,” imbuhnya.

Dauroh Baitul Maqdis diikuti 25 peserta berasal dari Jabodetabek, Jakarta, Bogor, Bekasi dan Lampung terdiri dari Mahasiswa, Wiraswasta, Guru dan Ibu Rumah Tangga bahkan ada seorang peserta paling tua seorang Ibu berusia 84 tahun.(bad)

Baca Juga: BSP 2024, AWG Usung Tema soal Literasi dan Edukasi Baitul Maqdis 

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda