Oleh : M. Amin Nuroni, Amir Dakwah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabodetabek
Rasa syukur adalah tanda keluhuran dan kemuliaan seorang hamba, sebagai representasi dari kebersihan hati dan keluasan ilmu seseorang dalam melihat kebesaran Allah dan keagungan-Nya.
Banyak ayat dan hadits yang menjelaskan tentang urgensi bersyukur, di antaranya adalah Quran Surat Ibrahim ayat 7 :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Rasya syukur dapat diwujudkan dengan hati, lisan dan perbuatan. Seperti mengakui semua nikmat kepada kita itu adalah hakikatnya dari Allah dan kita sikapi dengan ucapan “Alhamdulillah”, serta menjadikan kita semakin taat kepada Allah.
Untuk itu, betapa indahnya jika kita menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur. Maka dengan kita semakin bersyukur maka Allah akan semakin mencintai kita.
Termasuk wujud rasa syukur adalah dengan kita menjaga nikmat itu, atau memanfaatnya di jalan yang Allah ridhai.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Semoga nasihat syukur ini mendorong kita menjadi kunci keberhasilan dalam hidup, karena dengan bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya semakin banyak. (A/amn/RS2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran