Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tadabbur Surat Thaha Ayat 124: Kehidupan Sempit Akibat Berpaling dari Peringatan Allah

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 19 detik yang lalu

19 detik yang lalu

0 Views

Orang yang berpaling dari peringatan Allah pasti sengsara (foto: ig)

Manusia diciptakan oleh Allah dengan tujuan mulia, yakni beribadah dan mengikuti petunjuk-Nya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan pentingnya hidup selaras dengan peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan melalui para nabi dan rasul.

Namun, tidak semua manusia menerima ajaran tersebut. Sebagian dari mereka justru berpaling, mengabaikan peringatan Allah, dan memilih jalan yang bertentangan dengan kebenaran. Sikap ini tidak hanya menyebabkan kesesatan di dunia, tetapi juga mendatangkan azab sebagai balasan atas kedurhakaan mereka.

Salah satu contoh nyata dari akibat berpaling ini tertuang dalam firman Allah di Qs. Thaha: 124, di mana Allah memperingatkan bahwa orang yang berpaling dari peringatan-Nya akan menjalani “kehidupan yang sempit” (ma’isyatan danka). Kehidupan tersebut tidak hanya merujuk pada kesulitan materi, tetapi juga kesempitan jiwa dan hilangnya kedamaian hati.

Kisah umat terdahulu, seperti kaum Nabi Nuh, kaum ‘Ad, dan kaum Tsamud, menjadi pelajaran penting bagi manusia sepanjang masa. Mereka yang menolak peringatan Allah tidak hanya mengalami penderitaan di dunia, tetapi juga menghadapi kehancuran yang tragis, menjadi peringatan abadi agar umat manusia tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Baca Juga: Membangkitkan Semangat Al-Aqsa dalam Jiwa Anak-Anak Muslim

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ أَعْمَىٰ

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (Qs. Thaha: 124)

Tafsir Ayat

“Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku”. Ayat ini mengacu pada orang-orang yang meninggalkan petunjuk Allah Ta’ala, baik berupa Al-Qur’an maupun ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Peringatan Allah mencakup segala bentuk petunjuk, termasuk ibadah, akhlak, dan hukum-hukum syariat. Ketika manusia berpaling, mereka menjauhkan diri dari rahmat Allah dan sumber kebahagiaan sejati.

Baca Juga: Boikot Produk Zionis, Langkah Nyata Membela Palestina

“Maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit”. Kehidupan yang sempit (ma’isyatan danka) berarti kehidupan yang penuh kesulitan, meskipun secara lahiriah tampak memiliki kekayaan atau kesenangan duniawi. Orang yang berpaling dari Allah kehilangan ketenangan batin dan keberkahan, karena mereka tidak memiliki hubungan yang kuat dengan Sang Pencipta. Ketidaktenangan ini bisa berupa kekhawatiran, ketakutan, dan kegelisahan yang terus-menerus.

“Dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta”. Pada hari Kiamat, orang yang berpaling dari peringatan Allah akan dibangkitkan dalam keadaan buta sebagai bentuk hukuman dan kehinaan. Mereka tidak dapat melihat karena mereka telah mengabaikan “penglihatan batin” mereka terhadap kebenaran selama di dunia. Ini menunjukkan betapa buruknya konsekuensi dari berpaling dari petunjuk Allah.

Tadabbur Ayat

Pertama, pentingnya mengikuti peringatan allah. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Al-Qur’an adalah panduan hidup. Ketika kita menjauh dari ajarannya, kita kehilangan arah dan jatuh ke dalam kehidupan yang penuh tekanan. Dengan mendekat kepada Allah, hati menjadi lapang, dan hidup terasa lebih bermakna.

Baca Juga: Peran Masjid Al-Aqsa dalam Menyatukan Umat Islam di Seluruh Dunia

Kedua, kehidupan yang sempit tidak hanya materi. Sempitnya kehidupan dalam ayat ini tidak selalu berarti kesulitan ekonomi. Banyak orang kaya yang hidup dalam kegelisahan karena hatinya jauh dari Allah. Sebaliknya, orang yang sederhana dalam materi, tetapi dekat dengan Allah, sering kali merasa bahagia dan puas.

Ketiga, penglihatan dunia dan akhirat. Ketika seseorang tidak menggunakan mata hati untuk memahami kebenaran di dunia, Allah akan menghukumnya dengan kebutaan di akhirat. Ini menjadi pelajaran untuk selalu mensyukuri nikmat Allah dan menggunakannya untuk kebaikan.

Hikmah Surat Thaha ayat 124

Pertama, kebahagiaan sejati hanya ditemukan dalam ketaatan kepada Allah. Dalam kehidupan manusia, kebahagiaan sejati bukanlah tentang harta, jabatan, atau status sosial, melainkan tentang hubungan yang dekat dengan Allah. Ketaatan kepada-Nya menghasilkan ketenangan hati yang tidak bisa digantikan oleh apa pun. Al-Qur’an menyebutkan, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (Qs. Ar-Ra’d: 28).

Baca Juga: Tipu Muslihat Dunia untuk Kaum Wanita

Orang yang taat kepada Allah akan merasa damai karena memahami tujuan hidup yang sebenarnya, menerima takdir dengan lapang, dan meyakini bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari kasih sayang-Nya. Ketidakhadiran ketaatan, di sisi lain, membuat hati menjadi gelisah dan tidak tenang, meskipun seseorang memiliki segala fasilitas dunia.

Kedua, mengabaikan peringatan Allah membawa konsekuensi buruk di dunia dan akhirat. Surat Thaha ayat 124 secara jelas memperingatkan bahwa berpaling dari peringatan Allah mendatangkan ma’isyatan danka (kehidupan yang sempit). Dalam konteks dunia, ini berarti hidup penuh keresahan, kebingungan, dan ketidakpuasan. Hal ini sering dialami oleh mereka yang jauh dari Allah, yang mencari kebahagiaan dalam hal-hal materi tetapi tetap merasa kosong secara spiritual.
Di akhirat, konsekuensinya jauh lebih mengerikan. Allah menggambarkan bahwa mereka akan dibangkitkan dalam keadaan buta, sebagaimana hati mereka buta dari kebenaran selama di dunia.

Ketiga, selalu ingat untuk memperbaiki hubungan dengan Allah. Hubungan dengan Allah adalah fondasi kehidupan yang sehat dan bahagia. Salah satu cara terbaik untuk memperkuat hubungan ini adalah dengan membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang memberikan solusi untuk berbagai persoalan, baik duniawi maupun ukhrawi.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Al-Qur’an adalah petunjuk dan cahaya. Barang siapa yang berpegang teguh kepadanya, ia akan selamat; dan barang siapa yang meninggalkannya, ia akan tersesat.” (HR. Muslim).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-30] Batasan-batasan Allah

Selain itu, memperbanyak zikir, shalat dengan khusyuk, dan menjauhi maksiat juga menjadi cara ampuh untuk menjaga diri dari berpaling. Dengan demikian, manusia dapat merasakan kedamaian di dunia sekaligus memperoleh keselamatan di akhirat.

Surat Thaha ayat 124 mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa diraih melalui ketaatan kepada Allah. Hidup tanpa panduan dari-Nya membawa kesempitan hati dan kehinaan di akhirat. Oleh karena itu, menjaga hubungan dengan Allah melalui Al-Qur’an dan amal kebaikan adalah kunci untuk meraih kehidupan yang penuh berkah dan damai. Semoga kita selalu diberi taufik untuk tetap berada di jalan-Nya dan tidak berpaling dari peringatan Allah.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Surat Yasin: Mengungkap Hikmah dan Kandungannya

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
Tausiyah