Washington, 17 Muharram 1437/30 Oktober 2015 (MINA) – Pentagon mengungkapkan, Kamis, telah menyetujui pengalihan tahanan
Mauritania di Teluk Guantanamo, Kuba, untuk kembali ke negara asalnya.
Ahmed Ould Abdel Aziz, mantan guru berusia 45 tahun, telah direkomendasikan untuk dibebaskan pada Februari 2010, sebuah
dokumen resmi menunjukkan.
“Amerika Serikat berterima kasih kepada Pemerintah Mauritania atas kesediaannya mendukung upaya AS yang sedang berlangsung untuk menutup fasilitas penahanan Teluk Guantanamo,” Pentagon menyatakan.
“Amerika Serikat berkoordinasi dengan Pemerintah Mauritania untuk memastikan transfer ini berlangsung konsisten dengan keamanan yang sesuai dan tindakan perlakuan yang manusiawi,” tambahnya. Sampai kini 113 tahanan masih berada di Teluk Guantanamo.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Meskipun tidak mengajukan bukti atau tuduhan sampai saat ini, AS menyatakan bahwa Aziz memiliki hubungan dengan Al-Qaeda
ketika menangkapnya, tetapi Aziz membantah terlibat dengan kekerasan atau dugaan kegiatan teroris.
Aziz berada di Afghanistan untuk mengajar bahasa Arab dan al-Qur’an, menurut pengacaranya pada saat penangkapannya. Pada Juni 2002 ia dibekuk dalam serangan intelijen Pakistan di Karachi, Pakistan, menurut pengacaranya.
Aziz ditahan bersama dengan istrinya yang sedang hamil dan kemudian dipindahkan ke tahanan AS di Pangkalan Udara Bagram di
Afghanistan, sebelum dipindahkan ke Guantanamo pada 28 Oktober 2002.
“Meskipun sungguh beruntung Ahmed berada di rumah bersama dengan keluarganya, pembebasannya terlambat 14 tahun dan lama
setelah dinyatakan bebas, kata salah satu pengacaranya, Clive Stafford Smith. “Pembebasannya tertunda hanya karena dia orang yang tidak bersalah, secara rutin memprotes penganiayaan terhadap dirinya.”
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Pemerintah AS belum mengatakan mengapa demikian terlambat, meskipun setelah dinyatakan bebas pada 2009, repatriasinya telah berulang kali tertunda. Dia adalah tahanan ke-14 yang dibebaskan tahun ini oleh pemerintahan Barack Obama.
Jalan menuju kebebasan bagi Aziz ternyata begitu panjang dan menyebabkan frustrasi. (T/R07/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan