London, MINA – Tahanan Muslim di Inggris lebih sering menjadi sasaran teknik penahanan yang menyakitkan di tangan staf penjara dibandingkan dengan narapidana lain, menurut data terbaru.
Di delapan dari sembilan penjara dengan populasi Muslim yang tinggi, pria Muslim lebih sering menjadi sasaran tongkat, dipaksa memakai borgol kaku, atau ditahan dalam posisi yang menyakitkan, menurut data yang diperoleh melalui permintaan kebebasan informasi.
Maslaha, sebuah lembaga amal keadilan sosial, meminta informasi dari sembilan penjara tersebut, The Guardian melaporkan.
Hal ini terjadi di tengah seruan untuk menindak tegas geng-geng Muslim di penjara-penjara Inggris. Data yang diterima Maslaha mencakup tahun 2023, tahun penuh terakhir yang tersedia.
Baca Juga: Militer Yaman Serang Pangkalan Udara Israel dengan Rudal Hipersonik
Di penjara Belmarsh London, yang sering menahan tersangka teroris, tahanan Muslim mencapai 32 persen dari populasi pada tahun 2023.
Namun, pada tahun itu, pria Muslim di Belmarsh menjadi sasaran 43 persen insiden yang melibatkan penggunaan borgol kaku dan 61 persen insiden yang berkaitan dengan teknik yang menimbulkan rasa sakit.
Ketimpangan serupa tercatat di HMP Whitemoor di Cambridgeshire, HMP Isis di London, dan HMP/YOI Feltham B, serta HMP Woodhill di Milton Keynes.
Hanya satu dari sembilan penjara yang termasuk dalam data tersebut, HMP The Mount, yang mencatat penggunaan kekerasan terhadap tahanan Muslim lebih rendah daripada populasi secara keseluruhan.
Baca Juga: Sambutan Hangat untuk Kloter Pertama Haji Indonesia di Madinah
Direktur Maslaha, Raheel Mohammed, mengatakan bahwa ketimpangan tersebut “mengungkapkan realitas kehidupan” bagi Muslim di penjara-penjara Inggris.
Ia menambahkan bahwa Muslim “menjadi sasaran penggunaan kekerasan, menjadi sasaran teknik yang berbahaya dan menimbulkan rasa sakit, dan secara khusus diperlakukan dengan sengaja dan merendahkan martabat.”
Data terpisah dari Kementerian Kehakiman, untuk bulan September tahun lalu, menunjukkan bahwa terdapat 15.594 narapidana Muslim di Inggris dan Wales. Mereka merupakan 18 persen dari seluruh narapidana.
Menanggapi statistik mengenai penggunaan kekerasan, Mark Fairhurst, Ketua Nasional Asosiasi Petugas Penjara, mengatakan: “Staf hanya menggunakan kekerasan sebagai upaya terakhir jika diperlukan dan jika digunakan, kekerasan selalu proporsional dan wajar.” []
Baca Juga: Umat Muslim India Lakukan Aksi Matikan Lampu Protes UU Wakaf
Mi’raj News Agency (MINA)