Tahanan Palestina Diyakini Simbol Pembebasan Masjid Al-Aqsha

Imaamul Muslimin saat menyampaikan tausiyahnya pada aksi solidaritas untuk di di Jakarta, Senin, (15/5/2017). Foto : Hadis/MINA.

 

Jakarta, 18 Sya’ban 1438/15 Mei 2017 (MINA) – Pemimpin Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Imaam Yakhsyallah Mansur mengatakan, perjuangan tahanan Palestina yang sedang melakukan mogok makan merupakan simbol pembebasan Masjid Al-Aqsha.

Hal ini disampaikan Imaam Yakhsyallah pada aksi solidaritas untuk tahanan Palestina yang disponsori lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) bekerja sama dengan kedutaan besar Palestina di Jakarta, Senin (15/5).

“Mereka (tahanan-red), merupakan simbol pejuang pembebasan Masjid Al-Aqsha,” katanya.

Karenanya, Imaam Yakhsyallah berpendapat, membantu para tahanan Palestina dengan segenap upaya merupakan kewajiban kaum Muslimin di manapun berada.

Saat ini, para tahanan di Palestina memasuki pekan keempat mogok makan, dengan hanya meminum air garam saja. Mereka menuntut dihentikannya tahanan administratif Israel karena menahan warga Palestina dengan semena-mena.

Selain itu, para tahanan mogok makan juga menuntut diberi akses untuk bertemu dengan sanak saudara, diberi akses kesehatan yang layak, dan tidak dimasukan ke ruang isolasi yang tidak manusiawi.

Imaam Yakhsyallah juga mengingatkan kaum Muslimin untuk peduli dan mengambil upaya terhadap terpenuhinya hak-hak warga Palestina yang ditahan Israel sebagai bagian dari umat Islam yang digambarkan bagai satu tubuh.

“Barangsiapa tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka bukan dari golonganku,” katanya mengutip Hadits dari Rasulullah Shallallahu A’laihi Wa Sallam.

Pada aksi ini, belasan peserta dari berbagai daerah meminum air garam sebagai bentuk kepedulian terhadap tahanan Palestina.

Sebagai solidaritas untuk tahanan mogok makan, warga dari berbagai negara  ikut melakukan tantangan minum air garam yang diberi tagar #saltwaterchallenge sehingga hal ini menjadi viral di mana-mana. (L/B01/RS2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA).