Bathlehem, MINA – Berbagai tahanan lembaga pemasyarakatan di Bethlehem pada Rabu (1/8) mengadakan aksi protes solidaritas terhadap tahanan Palestina Hassan Shoka (30), yang telah memimpin mogok makan selama 60 hari melawan kebijakan penahanan administratif.
Menurut Komite untuk Urusan Tahanan Palestina, hakim pengadilan banding militer di Ofer telah membekukan perintah penahanan administratif.
Namun, Ketua Komite Issa Qaraqe mengatakan bahwa tahanan itu tidak menangguhkan mogok makannya meskipun ada keputusan pembekuan pengadilan.
Qaraqe mengatakan bahwa itu hanya permainan Israel sampai situasi kesehatan Shoka membaik, demikian Palestine News Network melaporkan dikutip MINA.
Baca Juga: PBB: Israel Larang Lebih dari 100 Dokter Masuk ke Gaza
Dia mengatakan, pihaknya akan melanjutkan aksi mogok makannya sampai dia dibebaskan dari penjara Israel.
Situasi kesehatan Shoka telah memburuk sejak ia tidak mampu melihat dan berjalan karena aksi mogok makannya.
Empat tahanan lainnya juga melakukan mogok makan selama hampir dua pekan sebagai protes terhadap kebijakan penahanan administratif.
Pasukan Israel menangkap Shoka pada 28 September 2017 dan menahannya dalam penahanan administratif.
Baca Juga: Brigade Al-Qassam Ledakkan Buldoser Militer Zionis
Pada 11 Oktober 2017, Shoka mengumumkan bahwa dia akan melakukan mogok makan. Aksi mogok makan berlangsung selama 35 hari, pada saat itu ia ditahan setelah mengubah arsipnya menjadi sebuah kasus.
Dia dibebaskan pada 3 Juni 2018, tetapi otoritas Israel kemudian mengembalikannya ke penahanan administratif dengan sewenang-wenang. Dia mengumumkan pada hari yang sama akan melakukan mogok makan sampai dia dibebaskan.
Shoka selama 12 tahun menghabiskan hidupnya di penjara Israel. (T/R03/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pakar PBB Desak Israel Segera Izinkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza