Tepi Barat, 9 Syawal 1434/16 Agustus 2013 (MINA) – Sebagian besar dari 26 warga Palestina yang dibebaskan oleh Israel pada Rabu dini hari (14/8), menghabiskan hidupnya dua dasawarsa mendekam dalam penjara dan sekarang harus kehilangan masa mudanya.
Sejulah 11 tahanan yang dibebaskan kembali ke rumah mereka di Tepi Barat, sementara 15 lainnya kembali ke Jalur Gaza. Keluarga mereka tampak telah berubah dan terlihat pemandangan baru, Saudi Gazette melaporkan, yang dikutip Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency), Jumat (16/8).
Salah satu tahanan Palestina yang dibebaskan, Mustafa Al-Haj telah kehilangan tonggak generasi. Ia pulang ke rumah, 24 tahun setelah menikam mati seorang pemukim Israel di bukit berbatu di desanya.
“Saya merasa seperti berada di sebuah dunia baru,” kata Al-Haj kepada kantor berita sumber Saudi Gazette.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
“Rumah tempat saya dibesarkan telah berubah. Saya adalah saudara bungsu, tapi sekarang mereka memiliki anak yang lebih tinggi dari saya, syukur alhamdulillah. Lingkungan telah berubah, generasi baru telah lahir dan satu lagi meninggal, “katanya.
Meskipun Israel memandang mereka sebagai teroris, namun para tahanan diterima sebagai pahlawan di Tepi Barat oleh pemerintah Palestina dan dari kerabat. Banyak di antara mereka yang bertahun-tahun tidak dapat melihat selama mereka ditahan.
“Ini sungguh menyakitkan, aku menikah dan memiliki anak-anak, sedangkan mereka pergi. Kita harus segera menikahkan mereka dan memberikan dia pekerjaan, ” kata saudara Al-Haj, Fareh di rumah keluarga.
Uang bukanlah perhatian mendesak, sebab pemerintah Palestina membayar mereka yang dibebaskan. Tahanan mendapatkan santunan rata-rata 4.000 shekel atau sekitar 1.120 dolar AS per bulan. Pemerintah menganggap mereka sebagai tentara yang kembali dari medan pertempuran.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Al-Haj didakwa bersalah atas pembunuhan terhadap Steven Rosenfeld (48) pada 1989, seorang Yahudi dari Amerika Serikat yang pindah ke Tepi Barat. Tentara Israel kemudian menghancurkan rumahnya sebagai hukuman dan menghalangi warga Palestina lainnya dari membelanya.
Rumah yang hancur, oleh warga dibangun kembali, dengan aneka lampu untuk menyambut kehadiran Al-Haj. Di sisi lain tampak pemandangan baru lainnya, yaitu pemukiman Yahudi di dekatnya, yang dulunya hanya beberapa bangunan sekarang menjadi kota.
Ketika Al-Haj ditangkap, penduduk pemukim Tepi Barat berjumlah 69.800. Radio Angkatan Darat Israel mengatakan, sekarang jumlahnya 367.000. Meskipun demikian, keluarganya percaya bahwa ia dan rekan-rekan militan Palestina terus melakukan perlawanan terhadap penjajahan Israel.
Tahanan lainnya, Samir Murtaja, anggota senior Hamas di Jalur Gaza, dibebaskan setelah dipenjara pada 1993. Ia dulu ditangkap hanya dua bulan setelah menikah. Kini kerabatnya menyambut pembebasannya di Jalur Gaza dengan perayaan pernikahan yang sempat tertunda. (T/P09).
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Mi’raj News Agency (MINA)