Ramallah, MINA – Lo’ai Al-Ashqar, seorang tahanan Palestina yang telah melakukan mogok makan selama 49 hari sebagai protes atas penahanan administratifnya oleh Israel, mengakhiri mogok makannya pada Ahad (28/11).
Itu ia lakukan setelah mencapai kesepakatan dengan otoritas pendudukan Israel yang menetapkan tanggal pembebasannya, WAFA melaporkan.
Lembaga Masyarakat Tahanan Palestina (PPS), sebuah kelompok advokasi tahanan yang berafiliasi dengan Gerakan Fatah, membenarkan laporan dari keluarga Al-Ashqar tentang putra mereka yang mengakhiri mogok makannya.
Al-Ashqar adalah seorang ayah dari delapan anak. Ia ditangkap oleh tentara pendudukan Israel pada Oktober 2021 dan segera ditempatkan di bawah penahanan administratif, kebijakan Israel yang dikutuk secara luas yang memungkinkan militer Israel menahan warga Palestina tanpa batas waktu berdasarkan informasi rahasia, tanpa menuntut mereka atau membiarkan mereka diadili.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Tidak lama setelah ditempatkan dalam penahanan administratif, Al-Ashqar memulai mogok makan karena khawatir dia akan tetap berada di penjara untuk waktu yang tidak terbatas di bawah kebijakan penahanan administratif Israel.
Bulan lalu, para ahli PBB menyatakan ketakutan yang mendalam atas kehidupan para pemogok makan Palestina. PBB meminta Israel untuk membebaskan atau menuntut para tahanan, dan untuk sepenuhnya mengakhiri praktik penahanan administratif yang melanggar hukum.
Saat ini, Israel menahan lebih dari 450 warga Palestina dalam penahanan administratif, yang dianggap ilegal oleh hukum internasional, kebanyakan dari mereka adalah mantan tahanan yang menghabiskan bertahun-tahun di penjara karena perlawanan mereka terhadap pendudukan Israel. (T/RI-1/B04)
Mi’raj News Aency (MINA)
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza