Ramallah, MINA – Tahanan Palestina Khader Adnan (40), melakukan aksi mogok makan terbuka selama 57 hari, sebagai bentuk protes terhadap penahanan “sewenang-wenang” Israel, juga berhenti minum air.
Dalam pernyataannya pada Ahad (28/10), Komite Urusan Tahanan dan Mantan Narapidana mengatakan tahanan Khader Adnan telah memutuskan untuk meningkatkan aksi mogok makannya di penjara Israel dengan tidak minum air dari hari Ahad sampai pembebasannya.
Kesehatan Adnan memburuk setelah ia berhenti mengonsumsi suplemen untuk membantunya bertahan hidup lama dan mulai menunjukkan gejala serius, seperti muntah darah. Maan News Agency melaporkan dikutip MINA.
Kelompok Yayasan Hak Tawanan Muhjat al-Quds mengatakan, Adnan memulai aksi mogok makan pada 2 September, menuntut pembebasannya segera.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
“Otoritas Israel terus mencegah pengacara bertemu dengan Adnan sejak 17 September,” kata Muhjat.
Sejak Adnan memulai aksi mogok makannya, pemerintah Israel telah memberlakukan tindakan kasar, seperti isolasi, tidak ada kunjungan, dan dipindahkan dari satu pusat penahanan ke pusat penahanan lain.
Adnan, berasal dari kota Arraba di distrik Jenin, Tepi Barat utara, sebelumnya telah mengalami dua kali mogok makan, satu kali mogok makan sepanjang 66 hari pada 2012 dan 55 hari lagi pada 2015, memprotes penahanan administratifnya.
Namun, Adnan saat ini tidak ditahan dalam penahanan administratif.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
Pasukan Israel telah menahan Adnan pada 11 Desember 2017, menuduh dia melakukan hasutan. (T/R03/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida