New Delhi, MINA – Lebih dari 1,2 juta warga India pada 2017 lalu meninggal dunia akibat tingginya polusi udara di negara itu, menurut sebuah penelitian yang baru-baru ini diadakan.
Penelitian berjudul “State of Global Air 2019″ yang dirilis Health Effects Institute (HEI) berpusat di New York, Amerika Serikat (AS) mengeluarkan informasi terbaru tentang kualitas udara dan kesehatan untuk negara-negara di seluruh dunia.
“Di India, polusi udara adalah penyebab kematian tertinggi ke-3 di antara semua risiko kesehatan. Peringkatnya sedikit di atas merokok, setiap tahun. Lebih banyak orang di dunia meninggal karena polusi udara daripada kecelakaan lalu lintas atau malaria,” harian setempat The Hindu melaporkan.
Laporan itu menambahkan, India dan Cina bersama-sama memberikan sumbangan lebih dari 50 persen dari total kematian global akibat polusi udara, dengan masing-masing negara berkontribusi lebih dari 1,2 juta kematian pada 2017 lalu.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Mengomentari laporan itu, Robert O’Keefe, Wakil Presiden Health Effects Institute menyebut bahwa pemerintah India telah mengambil langkah-langkah besar, termasuk standar kendaraan bersih dan Program Udara Bersih Nasional yang baru untuk meminimalisir polusi di negeri itu.
“Ini adalah inisiatif menyelamatkan masa depan. Jika diterapkan sepenuhnya sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan terhadap kualitas udara, maka dapat menghasilkan manfaat kesehatan yang signifikan di tahun-tahun mendatang,” katanya.
Secara umum, kata dia, rata-rata, kehidupan seorang anak di Asia Selatan yang lahir hari ini memiliki jatah usia lebih singkat 2 tahun 6 bulan. Hal ini karena tingkat polusi udara yang tinggi saat ini menyebabkan turunnya harapan hidup anak-anak di kawasan itu.
Pakar lingkungan mengatakan diperlukan lebih banyak upaya untuk mengekang polusi.
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
“Kami memiliki bukti yang datang setiap hari bahwa polusi udara semakin serius dan kematian juga terjadi. Jadi diperlukan upaya untuk mengurangi emisi polusi udara,” kata Prof. Manju Mohan, ilmuwan atmosfer di Institut Teknologi India.
Ravindra Khaiwal, anggota fakultas Kesehatan Lingkungan di Institut Pendidikan dan Penelitian Medis Pascasarjana yang berbasis di Chandigarh, India, mengatakan polusi udara menjadi risiko kesehatan utama yang mengarah pada peningkatan kematian.
“Polusi udara sudah menjadi utama pembunuh dan karenanya pemerintah India telah meluncurkan program udara bersih nasional untuk mengurangi 20-30 persen emisi PM2.5 pada tahun 2024,” katanya. (T/R06/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait